JAKARTA, KOMPAS.com - ABC Indonesia melanjutkan program penanaman 1.000 pohon untuk mendukung kegiatan Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA) di Jawa Timur, bertepatan dengan Hari Bumi.
Pasuruan Plant Manager ABC Indonesia, Hendry Pranadjaja Oeswadi, menjelaskan program tahunan kali ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki tutupan lahan di DAS Pegunungan Arjuno, Welirang, Pasuruan. DAS tersebut merupakan kawasan hulu dari wilayah pabrik ABC Indonesia di Pasuruan
"Kami terus mengedepankan semangat kolaboratif untuk menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat melalui berbagai program," ungkap Hendry dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).
"Seperti kegiatan revitalisasi bersih sungai, penebaran bibit ikan di DAS Wrati, Kabupaten Pasuruan, serta dukungan peralatan dan kendaraan angkut sampah," imbuh dia.
Baca juga: Peringati Hari Bumi, ULM dan Universitas di Kanada Tanam 100 Pohon Ulin
Sejak 2015, ABC berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Forum Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pasuruan, dengan menanam setidaknya 6.000 pohon di berbagai kawasan daerah tangkapan air.
"Di tahun ini, kami melanjutkan program penanaman 1.000 pohon, sebagai bagian dari upaya bersama memelihara dan meningkatkan kualitas sumber mata air bagi masyarakat," ucap Hendry.
Adapun kegiatan ini turut melibatkan Yayasan Campaka sebagai LSM lingkungan dan pemberdayaan sosial, DLH Pasuruan, Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pasuruan, hingga kelompok Petani Pengelola Hutan Desa.
Sementara itu, Direktur Yayasan Cempaka, Sarifudin Lathif, menyebutkan lokasi yang menjadi fokus penanaman ialah kawasan Hutan Asuh di bawah pengelolaan Yayasan Cempaka, Perum Perhutani dan LPHD Lokajaya Binangun Desa Dayurejo.
Baca juga: Plataran Indonesia Tanam 45.000 Pohon dari Tamu yang Datang
"1.000 bibit tanaman yang dipilih akan disesuaikan dengan lokasi area dan kebutuhan petani dan masyarakat setempat. Selain untuk tujuan konservasi area resapan air, kagitan ini juga diharapkan akan turut meningkatkan perekonomi petani dan masyarakat dengan sistem agroforestri," papar dia.
Ada tiga kategori jenis bibit yang dilakukan berdasarkan fungsinya, yaitu tanaman konservasi mata air, seperti beringin dan bambu; tanaman agroforestry berupa alpukat, nangka, durian, dan kopi; serta jenis tanaman rimba campur yakni mahoni dan akasia.
Tahun ini, perusahaan menanam 200 kayu manis, 200 alpukat, 300 kopi, 100 sintok, 50 pohon beringin, serta 150 pohon durian.
Guna memastikan kondisi pohon tetap terpantau dengan baik, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dua tahap setiap tahunnya. Monitoring tahap pertama dilakukan pasca penanaman berupa pendataan dan pemasangan label tanam.
Baca juga: FAO: Krisis Benih Pohon Ancam Dunia
Sedangkan tahap kedua, enam bulan setelah penanaman untuk menghitung tingkat pertumbuhan pohon. Seluruh kegiatan pendataan dan pengukuran dilakukan menggunakan teknologi aplikasi digital Bumi Baik Apps, yang akan memberikan informasi label pohon, foto pohon, titik koordinat penanaman, hingga pertumbuhan pohon dalam bentuk laporan maupun peta digital.
ABC menyatakan, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kehidupan tanaman ditemukan bahwa persentase kehidupan tanaman mencapai 88 persen pada penanaman periode 2024-2025.
“Selain berkontribusi terhadap kestabilan debit mata air Curah Tangkil, kegiatan penanaman pohon ini juga diharapkan akan membawa dampak positif bagi setidaknya 25 petani hutan yang tergabung di kelompok LPHD Loka Jaya Binangun sebagai pengelola wilayah“, ucap Sarifudin.
Baca juga: Perubahan Iklim Picu Kematian Pohon di Perkotaan, Kita Terancam Makin Kegerahan
Ketua Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa Lokajaya Binangun, Sugito, lantas menyambut baik kegiatan ini. Menurut dia, keterlibatan para pemangku kepentingan khususnya kelompok masyarakat setempat.
"Sehingga tidak hanya masyarakat dapat menikmati manfaat dari hasil panen untuk peningkatan kesejahteraan, tapi mereka juga ikut aktif memelihara pertumbuhan pohon-pohon ini secara optimal," tutur Sugito.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya