Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Konservasi Hutan, ABC Tanam 1.000 Pohon di Pasuruan

Kompas.com, 24 April 2025, 09:42 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - ABC Indonesia melanjutkan program penanaman 1.000 pohon untuk mendukung kegiatan Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA) di Jawa Timur, bertepatan dengan Hari Bumi.

Pasuruan Plant Manager ABC Indonesia, Hendry Pranadjaja Oeswadi, menjelaskan program tahunan kali ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki tutupan lahan di DAS Pegunungan Arjuno, Welirang, Pasuruan. DAS tersebut merupakan kawasan hulu dari wilayah pabrik ABC Indonesia di Pasuruan

"Kami terus mengedepankan semangat kolaboratif untuk menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat melalui berbagai program," ungkap Hendry dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

"Seperti kegiatan revitalisasi bersih sungai, penebaran bibit ikan di DAS Wrati, Kabupaten Pasuruan, serta dukungan peralatan dan kendaraan angkut sampah," imbuh dia.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, ULM dan Universitas di Kanada Tanam 100 Pohon Ulin

Sejak 2015, ABC berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Forum Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pasuruan, dengan menanam setidaknya 6.000 pohon di berbagai kawasan daerah tangkapan air.

"Di tahun ini, kami melanjutkan program penanaman 1.000 pohon, sebagai bagian dari upaya bersama memelihara dan meningkatkan kualitas sumber mata air bagi masyarakat," ucap Hendry.

Adapun kegiatan ini turut melibatkan Yayasan Campaka sebagai LSM lingkungan dan pemberdayaan sosial, DLH Pasuruan, Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pasuruan, hingga kelompok Petani Pengelola Hutan Desa.

Sementara itu, Direktur Yayasan Cempaka, Sarifudin Lathif, menyebutkan lokasi yang menjadi fokus penanaman ialah kawasan Hutan Asuh di bawah pengelolaan Yayasan Cempaka, Perum Perhutani dan LPHD Lokajaya Binangun Desa Dayurejo.

Baca juga: Plataran Indonesia Tanam 45.000 Pohon dari Tamu yang Datang

"1.000 bibit tanaman yang dipilih akan disesuaikan dengan lokasi area dan kebutuhan petani dan masyarakat setempat. Selain untuk tujuan konservasi area resapan air, kagitan ini juga diharapkan akan turut meningkatkan perekonomi petani dan masyarakat dengan sistem agroforestri," papar dia.

Ada tiga kategori jenis bibit yang dilakukan berdasarkan fungsinya, yaitu tanaman konservasi mata air, seperti beringin dan bambu; tanaman agroforestry berupa alpukat, nangka, durian, dan kopi; serta jenis tanaman rimba campur yakni mahoni dan akasia.

Tahun ini, perusahaan menanam 200 kayu manis, 200 alpukat, 300 kopi, 100 sintok, 50 pohon beringin, serta 150 pohon durian.

Guna memastikan kondisi pohon tetap terpantau dengan baik, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dua tahap setiap tahunnya. Monitoring tahap pertama dilakukan pasca penanaman berupa pendataan dan pemasangan label tanam.

Baca juga: FAO: Krisis Benih Pohon Ancam Dunia

Sedangkan tahap kedua, enam bulan setelah penanaman untuk menghitung tingkat pertumbuhan pohon. Seluruh kegiatan pendataan dan pengukuran dilakukan menggunakan teknologi aplikasi digital Bumi Baik Apps, yang akan memberikan informasi label pohon, foto pohon, titik koordinat penanaman, hingga pertumbuhan pohon dalam bentuk laporan maupun peta digital.

ABC menyatakan, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kehidupan tanaman ditemukan bahwa persentase kehidupan tanaman mencapai 88 persen pada penanaman periode 2024-2025.

“Selain berkontribusi terhadap kestabilan debit mata air Curah Tangkil, kegiatan penanaman pohon ini juga diharapkan akan membawa dampak positif bagi setidaknya 25 petani hutan yang tergabung di kelompok LPHD Loka Jaya Binangun sebagai pengelola wilayah“, ucap Sarifudin.

Baca juga: Perubahan Iklim Picu Kematian Pohon di Perkotaan, Kita Terancam Makin Kegerahan

Ketua Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa Lokajaya Binangun, Sugito, lantas menyambut baik kegiatan ini. Menurut dia, keterlibatan para pemangku kepentingan khususnya kelompok masyarakat setempat.

"Sehingga tidak hanya masyarakat dapat menikmati manfaat dari hasil panen untuk peningkatan kesejahteraan, tapi mereka juga ikut aktif memelihara pertumbuhan pohon-pohon ini secara optimal," tutur Sugito.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau