Di balik aktivitasnya sebagai pegiat sosial, Tiara juga merupakan sosok yang peduli dengan pendidikan.
Menurutnya, ilmu patut dikejar dan dapat diusahakan. Bukan sebatas impian semata.
“Keluarga saya keluarga sederhana. Ayah saya dari lereng Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta, yang kemudian membuka toko kecil di Klaten,” tuturnya.
Sedari kecil, Tiara sudah menampakkan minat untuk belajar. Ia berprestasi dalam akademik. Saat menempuh Sekolah Menengah Pertama, seorang guru menyadarkan Tiara bahwa dunia lebih luas daripada yang ia lihat di sekelilingnya. Ilmu dapat ia gapai lebih, tidak terbatas di tempat asalnya.
Hal ini membuat Tiara bersemangat untuk bersekolah ke kota besar. Orang tua Tiara turut mendukung dengan janji menyekolahkan Tiara ke Yogyakarta saat menempuh Sekolah Menengah Atas.
Namun jalan hidup berkata lain.
“Usaha orang tua saya tidak berjalan lancar saat itu dan membuat saya harus tetap bersekolah di Klaten,” kata Tiara.
Baca juga: YDBA Bina 4 Sektor Utama UMKM, dari Manufaktur hingga Pertanian
Meski sedih, hal tersebut tidak mematahkan semangat Tiara. Ia mulai mencoba mendaftar di ajang pertukaran pelajar ke Amerika Serikat melalui Youth Exchange and Study (YES program).
Usahanya membuahkan hasil, pada kelas 2 SMA tepatnya pada 2014-2015, Tiara berangkat ke Martha Layne Collins High School dengan biaya dari US Department of State.
Pengalaman belajar di luar negeri ini makin membuka wawasan Tiara akan pendidikan berkualitas yang bisa didapatkan oleh siapa saja, sekalipun tidak dari latar belakang keluarga yang istimewa.
“Saya percaya, pendidikan yang baik nilainya bisa nol rupiah, tetapi dampaknya bisa mengubah hidup seseorang,” katanya.
Pulang dari Amerika Serikat, Tiara membulatkan tekad untuk belajar di perguruan tinggi terkemuka dan berhasil diterima di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Saat kuliah, Tiara juga menjadi penerima beasiswa S1 dari Tanoto Foundation.
“Dari program beasiswa ini, ada dua pelajaran yang ditanamkan membekas di benak saya hingga saat ini, yaitu lifelong learning (pembelajaran seumur hidup) dan pay it forward (membalas kebaikan dengan melakukan kebaikan),” kata Tiara.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya