Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GCCA Luncurkan Peringkat Rendah Karbon untuk Semen Berkelanjutan

Kompas.com, 27 April 2025, 15:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Asosiasi Industri Internasional untuk Konstruksi Berkelanjutan, Global Cement and Concrete Association (GCCA), memperkenalkan sistem penilaian global pertama untuk mengidentifikasi semen dan beton yang lebih berkelanjutan.

Sistem ini bertujuan untuk membantu pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mengenali dan memilih produk semen dan beton yang lebih ramah lingkungan atau berkelanjutan.

Sistem penilaian yang disebut Sistem Peringkat Rendah Karbon (Low Carbon Ratings/LCR) ini dibuat untuk mengukur seberapa besar emisi karbon yang dihasilkan dalam proses pembuatan semen dan beton.

Melansir Know ESG, Jumat (25/4/2025), mengingat semen dan beton adalah bahan bangunan yang sangat umum digunakan, membuat produksi dan penggunaan material tersebut menjadi lebih ramah lingkungan akan sangat membantu dalam mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri konstruksi sekaligus dapat berkontribusi pada upaya mengatasi masalah perubahan iklim.

Baca juga: Langkah Hijau, LEGO Resmikan Pabrik Ramah Lingkungan di Vietnam

LCR menggunakan skala peringkat yang jelas dari AA hingga G, di mana AA berarti emisi karbon yang sangat rendah dan G berarti emisi yang tinggi. Ini mirip dengan label energi pada peralatan rumah tangga di Eropa dan AS.

Sistem ini dirancang dengan cara yang sederhana agar lebih mudah dipahami oleh para pembangun, arsitek, pemerintah, dan perencana, membantu mereka membuat pilihan yang lebih baik saat memilih bahan bangunan.

Lebih lanjut, alasan utama dibuatnya sistem ini adalah agar informasi tentang seberapa besar emisi karbon yang dihasilkan oleh suatu bahan bangunan menjadi lebih jelas dan mudah diketahui.

Pasalnya, makin banyak orang yang menginginkan bangunan yang ramah lingkungan, pihak-pihak terkait seperti pemerintah dan perusahaan konstruksi juga menyadari bahwa penting untuk mengetahui seberapa besar jejak karbon yang dihasilkan oleh bahan-bahan yang mereka gunakan untuk membangun.

Nah, sistem LCR memungkinkan perbandingan yang konsisten tanpa memandang dari mana produk-produk tersebut berasal.

Baca juga: Program Pesantren Ramah Lingkungan Disiapkan, Keberlanjutan Berbasis Nilai Islam

Setiap negara bisa menerapkan standar penilaian ini dengan tetap mengikuti aturan pengukuran emisi karbon yang sudah berlaku di negara mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sistem LCR fleksibel dan bisa disesuaikan dengan berbagai kondisi dan peraturan di berbagai negara.

"Semen dan beton adalah material yang sangat penting dalam membangun dunia modern, mulai dari rumah, gedung perkantoran, jalan, hingga infrastruktur penting seperti sistem air bersih," ungkap Thomas Guillot, Kepala Eksekutif GCCA.

Seiring dengan pertumbuhan permintaan global akan konstruksi berkelanjutan, kebutuhan akan transparansi yang lebih besar mengenai jejak karbon bahan bangunan menjadi lebih penting dari sebelumnya."

"Sistem Peringkat Rendah Karbon kami mendukung praktik pengadaan yang lebih berkelanjutan dan akan memberdayakan seluruh rantai nilai untuk mempercepat dekarbonisasi (pengurangan emisi karbon)," tambahnya.

Baca juga: Laporan Keberlanjutan: Cuma 2 Persen Korporat Raih Nilai A, Tapi Naik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
LSM/Figur
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
LSM/Figur
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
LSM/Figur
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Pemerintah
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
Pemerintah
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
LSM/Figur
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau