Ini menunjukkan bahwa sektor militer kemungkinan memiliki dampak yang cukup besar terhadap perubahan iklim meskipun datanya tidak selalu transparan.
Laporan Greening the Armies mencatat Pentagon sendiri menghasilkan lebih banyak emisi daripada negara-negara seperti Portugal atau Denmark.
Energi terbarukan memiliki potensi untuk mengurangi risiko-risiko yang terkait dengan perubahan iklim dan keamanan dalam konteks militer.
Namun, laporan tersebut juga secara realistis mengakui bahwa teknologi energi terbarukan saat ini mungkin belum sepenuhnya siap atau sesuai untuk digunakan dalam situasi pertempuran.
Duncan Depledge dari Universitas Loughborough, yang mempelajari implikasi iklim bagi militer mengatakan transisi energi global yang diperlukan untuk menghindari bencana iklim akan menghadirkan tantangan bagi militer, terutama terkait dengan ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil.
Lebih lanjut, Depledge menekankan bahwa perubahan global akibat perubahan iklim tidak dapat dihindari dan militer harus bersiap untuk beroperasi di dunia yang akan sangat berbeda dari kondisi saat ini.
sumber https://phys.org/news/2025-04-global-threat-armies-experts.html
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya