Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN-Denmark Kembangkan Reaktor Nuklir Model Terbaru

Kompas.com - 02/05/2025, 18:26 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Denmark, Saltfoss, untuk mengembangkan reaktor nuklir Molten Salt Reactor (MSR).

Ini merupakan reaktor nuklir generasi keempat berbasis pendingin garam yang dinilai potensial diterapkan di kawasan Asia Tenggara.

Kepala Organisasi Riset Teknologi Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri, menyampaikan Saltfoss tertarik bekerja sama lantaran teknologi yang dikembangkan perusahaan masih dalam tahap desain konsep dasar.

“Karena masih dalam bentuk konsep, mereka ingin berkolaborasi sejak awal untuk mengembangkan desain yang terbaik,” ujar Syaiful dalam keterangannya, Jumat (2/5/2025).

Baca juga: Kapasitas Nuklir Dunia Terus Tumbuh, Diprediksi 494 GW pada 2035

Dia menjelaskan, teknologi reaktor terapung MSR dianggap cocok untuk mendistribusikan energi di wilayah terpencil Indonesia. Selain itu, memberikan solusi energi yang lebih fleksibel, efisien, dan ramah lingkungan.

Sebagai langkah awal, BRIN dan Saltfoss telah melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoL) pekan lalu. Kerja sama ini mencakup berbagai aspek antara lain pengelolaan limbah nuklir, penyiapan tapak reaktor, hingga persiapan terkait perizinan dan keselamatan nuklir.

“BRIN akan melibatkan tiga pusat riset yang relevan dan memiliki kapasitas di bidangnya masing-masing, guna memastikan pengembangan teknologi ini dilakukan secara terintegrasi dan ilmiah,” ungkap Syaiful.

Kemudian, pihaknya bakal membentuk kelompok kerja bersama yang bertugas menyusun publikasi ilmiah, dokumen teknis, serta kajian lanjutan untuk membuka peluang riset baru.

Baca juga: Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture

Kata Syaiful, kelompok tersebut bakal merumuskan rekomendasi strategis kepada pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.

“Salah satu tujuan utama dalam tahap awal ini adalah melakukan asesmen mendalam terhadap potensi penerapan teknologi PLTN jenis MSR ini,” papar Syaiful.

“Dengan keterlibatan sejak tahap awal, kami dapat memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan selaras dengan kebutuhan dan regulasi nasional, sekaligus meningkatkan kapasitas riset dan inovasi dalam negeri,” imbuh dia.

Syaiful menyatakan bahwa riset itu menunjukkan, Indonesia bukan hanya menggunakan energi dari nuklir saja tetapi juga mampu berperan mengembangkan reaktor generasi terbaru.

Baca juga: Sudah Generasi 4, Nuklir Dinilai Bisa Jadi Alternatif Transisi Energi Bersih

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau