Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Morgan Stanley: 88 Persen Investor Global Tertarik Investasi Berkelanjutan

Kompas.com, 5 Mei 2025, 15:56 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Laporan Sustainable Signals terbaru dari Morgan Stanley menunjukkan minat investor kaya di berbagai belahan dunia terhadap investasi berkelanjutan sangat tinggi dan tren ini terus meningkat di berbagai kalangan investor.

Temuan tersebut berdasarkan survei terhadap 1.765 individu dengan kekayaan bersih tinggi di seluruh Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik yang mengungkapkan sebanyak 88 persen tertarik pada investasi berkelanjutan.

"Survei Sustainable Signals kami menunjukkan bahwa investor di berbagai kelompok demografi dan wilayah terus meyakini bahwa investasi dapat mencapai baik dampak positif di dunia nyata maupun imbal hasil pasar yang kompetitif," kata Jessica Alsford, Chief Sustainability Officer dan Chair of the Institute for Sustainable Investing di Morgan Stanley.

Mengutip ESG News, Senin, (5/5/2025) Gen Z dan Milenial merupakan generasi yang memiliki minat sangat tinggi terhadap investasi berkelanjutan.

Baca juga: Apa Untungnya Investasi Infrastruktur Sepeda? CyclingMax Bisa Hitung

Laporan menunjukkan 99 persen Generasi Z dan 97 persen Milenial menunjukkan minat pada strategi berkelanjutan, dengan hampir dua pertiga (64 persen) dari seluruh investor melaporkan peningkatan minat dalam setahun terakhir.

Investor tidak hanya berminat pada investasi berkelanjutan, tetapi juga aktif mengubah keputusan alokasi dana mereka untuk memasukkan lebih banyak investasi jenis ini dalam setahun ke depan.

Sebanyak 59 persen investor berencana untuk meningkatkan alokasi investasi berkelanjutan mereka dalam 12 bulan mendatang.

Alasan utama investor meningkatkan alokasi dana ke investasi berkelanjutan adalah karena mereka semakin yakin bahwa investasi ini dapat memberikan keuntungan finansial yang setidaknya sama baiknya, bahkan mungkin lebih baik, dibandingkan dengan investasi konvensional.

Alasan-alasan lain yang mendorong investor untuk berinvestasi lebih banyak pada opsi berkelanjutan adalah kesadaran akan dampak perubahan iklim yang semakin nyata dan keinginan untuk melakukan diversifikasi portfolio.

"Investor yang lebih muda berencana untuk meningkatkan alokasi portofolio mereka ke opsi berkelanjutan dengan tingkat yang lebih tinggi dan memprioritaskan berbagai isu lingkungan dan sosial yang lebih luas ketika membuat keputusan investasi," papar Alsford.

"Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan dapat menjadi area fokus yang lebih besar lagi bagi investor di masa depan seiring dengan generasi muda yang mendapatkan lebih banyak pengaruh finansial," tambahnya.

Hasil survei Morgan Stanley menunjukkan bahwa sektor energi bersih, terutama energi terbarukan dan efisiensi energi, menjadi fokus utama bagi para investor di seluruh dunia. Di mana 80 persen investor melihat perubahan global menuju sistem energi yang lebih bersih sebagai peluang investasi yang signifikan.

Baca juga: Sempat Turun, Investasi Iklim di AS Kini Kembali Bergairah

Kendati ada minat global yang kuat terhadap energi bersih, prioritas investasi berkelanjutan juga dipengaruhi oleh isu-isu dan peluang spesifik di masing-masing wilayah.

Investor di Amerika Utara lebih menyukai keterjangkauan layanan kesehatan, sementara investor di Eropa dan Asia Pasifik lebih fokus pada teknologi baterai, penyimpanan energi, dan pertanian regeneratif.

Dengan tingginya permintaan akan investasi berkelanjutan, layanan penasihat keuangan harus beradaptasi.

Hampir 4 dari 5 investor kemungkinan akan memilih penasihat atau platform investasi berdasarkan penawaran berkelanjutan. Angka tersebut bahkan melonjak menjadi 96 persen untuk Generasi Z dan 92 persen untuk Milenial.

Hal ini menyoroti bahwa penawaran investasi berkelanjutan dapat menjadi faktor pembeda utama bagi para pengelola kekayaan yang sedang berupaya beradaptasi dengan perubahan preferensi investasi antar generasi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau