Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Turun, Investasi Iklim di AS Kini Kembali Bergairah

Kompas.com - 22/04/2025, 16:12 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Laporan Silicon Valley Bank (SVB) mencatat bahwa industri di Amerika Serikat yang bergerak di bidang teknologi dan solusi untuk mengatasi perubahan iklim mengalami tren positif.

Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan investasi di sektor tersebut selama enam bulan berturut-turut.

Laporan SVB mengungkap, dana modal ventura (VC) semakin banyak mengalir ke bisnis-bisnis yang berfokus pada energi bersih, teknologi karbon, dan manufaktur.

Investasi di sektor teknologi iklim (climate tech) ternyata juga lebih menguntungkan dibandingkan investasi modal ventura secara keseluruhan dalam beberapa tahun terakhir, dengan tingkat return yang 9 persen lebih tinggi daripada dana yang baru dibentuk antara tahun 2020 dan 2024.

Baca juga: Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya

Meskipun laporan SVB menunjukkan adanya pertumbuhan investasi di sektor climate tech AS, laporan itu juga menyoroti adanya tantangan signifikan.

Banyak startup di sektor ini membutuhkan pendanaan tambahan dalam waktu dekat yakni pada 2026, dan sebagai respons terhadap situasi tersebut, banyak perusahaan mengambil langkah-langkah penghematan.

Laporan juga memaparkan mendapatkan pendanaan secara umum sulit dalam tiga tahun terakhir.

Akan tetapi perusahaan rintisan yang inovatif di tahap awal masih mampu menarik perhatian dan investasi dari para investor, bahkan lebih baik daripada perusahaan yang sudah lebih mapan.

Meskipun demikian, menurut laporan tersebut, merupakan hal yang positif untuk melihat investasi tumbuh selama setahun terakhir sehingga mengarah pada potensi berkembangnya lagi sektor climate tech di masa depan.

Sementara itu, elektrifikasi di AS sedang meningkat dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi. Pada akhir dekade ini, lebih dari separuh listrik di AS kemungkinan akan berasal dari sumber energi terbarukan.

Hal tersebut akan membuka peluang bagi banyak perusahaan teknologi yang mendukung transisi energi, termasuk penyimpanan energi, sistem respons permintaan, dan peningkatan transmisi listrik.

Baca juga: PWC: Pendanaan untuk Perusahaan Rintisan Teknologi Iklim Berkurang

Laporan tersebut menyoroti pula bahwa tidak semua segmen sektor teknologi iklim mengalami pertumbuhan. Ada beberapa perusahaan yang justru menurun drastis.

Perusahaan perangkat keras teknologi iklim mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dari 58 persen pada tahun 2021 menjadi 19 persen pada tahun 2023.

Lebih lanjut, kebijakan seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act) dan Undang-Undang CHIPS dan Sains (CHIPS and Science Act) telah meningkatkan investasi dalam energi bersih pada tahun 2024.

Peraturan-peraturan ini telah membuat energi terbarukan menjadi lebih menarik secara finansial.

Sebanyak 382 kesepakatan telah diselesaikan sejauh ini, mencapai lebih dari 7 miliar dollar AS atau 15 persen lebih banyak dari tahun lalu dan tiga kali lipat dari tingkat sebelum COVID.

"Dengan minat investor yang berkelanjutan, sektor teknologi iklim menunjukkan optimisme tahun ini," kata Dan Baldi, Kepala Nasional Praktik Teknologi Iklim dan Keberlanjutan SVB.

Baca juga: CGIAR Targetkan Penurunan Emisi 1 Gigaton CO2 Lewat Program Aksi Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau