KOMPAS.com - Hutan tanpa predator puncak seperti harimau berisiko mengalami dominasi berlebihan dari hewan herbivora besar yang bisa makan terlalu banyak tumbuhan.
Akibatnya, jumlah karbon yang tersimpan di tumbuhan akan berkurang, dan hutan juga jadi kurang efektif dalam membersihkan karbon dioksida dari udara. Padahal, kemampuan hutan ini sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim.
Jadi, sama seperti kita melindungi dan memulihkan hutan untuk membantu meningkatkan populasi hewan pemangsa teratas, menjaga keberadaan hewan pemangsa besar juga merupakan hal penting untuk membantu tumbuhan pulih.
Baca juga: Waspada Meningkatnya Kebakaran Hutan dan Lahan
Sayangnya, cara alami untuk mengatasi perubahan iklim tersebut belum banyak dipelajari.
Kini penelitian yang dipublikasikan dalam Global Change Biology, berhasil mengungkap relasi antara predator puncak dengan perubahan iklim.
Seperti dikutip dari Phys, Jumat (9/5/2025) peneliti menemukan bahwa hutan yang ada harimaunya, memiliki tumbuhan yang menyimpan karbon lebih banyak.
Selain itu, hutan-hutan yang memiliki populasi harimau menghasilkan lebih sedikit gas karbon dioksida dan lebih banyak menyerapnya dibandingkan hutan yang tidak ada harimaunya.
Peneliti juga melihat bahwa semakin banyak harimau di empat jenis hutan yang mereka teliti, semakin banyak juga karbon yang tersimpan di tumbuhan dan tanah hutan tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan harimau bisa menjadi tanda sekaligus penyebab banyaknya karbon yang tersimpan di hutan, tergantung pada kondisi alam di hutan tersebut.
Baca juga: 2 Anak Harimau Sumatera lahir di Sanctuary Barumun, Dinamai Nunuk dan Ninik
Dengan adanya harimau, hutan juga bisa lebih terlindungi dari pelepasan gas karbon.
"Analisis kami menunjukkan bahwa kepadatan harimau dapat memengaruhi cadangan karbon vegetasi hutan dengan mengendalikan mangsa herbivora besar, tetapi ada ketergantungan konteks dan hasil variabel yang penting untuk dipertimbangkan," kata penulis korespondensi Guangshun Jiang, Ph.D., dari Northeast Forestry University, China.
"Menambah lagi jumlah karbon yang tersimpan di hutan bisa membantu populasi harimau bertambah banyak. Di sisi lain, adanya harimau juga sepertinya membantu menjaga hutan dari penebangan liar dan pelepasan gas karbon akibat penebangan tersebut," tambahnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya