Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhut Dorong Hilirisasi Berkelanjutan pada UMKM Kayu

Kompas.com - 09/05/2025, 18:27 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyoroti pentingnya hilirisasi produk kayu rakyat yang berbasis usaha kecil dan menengah, terutama yang memberi manfaat langsung pada masyarakat dan lingkungan.

Hal ini ia sampaikan saat meninjau produksi CV Tunas Jaya Abadi (TJA) di Bantul, Yogyakarta, Rabu (7/5/2025).

CV TJA merupakan pelaku UMKM yang memproduksi kotak makan berbahan kayu sengon dari Areal Penggunaan Lain (APL). Produk ini menjadi alternatif ramah lingkungan dibanding kemasan plastik dan styrofoam yang sulit terurai.

“Hilirisasi itu memang seharusnya seperti ini, menunjukkan bagaimana industri kecil bisa menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja, dan berkontribusi pada keberlanjutan,” ujar Raja Juli dalam keterangan resmi, Jumat (9/5/2025).

Model bisnis TJA tak hanya menyasar pengurangan plastik. Limbah kayu hasil produksinya juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk program co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), menjadikannya bagian dari ekonomi sirkular yang semakin relevan dalam transisi energi.

Di sisi sosial, lebih dari 80 pekerja di CV TJA adalah perempuan, sebagian besar ibu rumah tangga yang terlibat dalam tahap akhir produksi di rumah masing-masing. Pemberdayaan ini memperkuat dimensi inklusi sosial dari praktik bisnis berbasis sumber daya hutan.

Dengan kapasitas produksi mencapai 3.100 meter kubik per tahun, perusahaan ini mengekspor sekitar 11 juta unit kotak makan ke Taiwan setiap tahunnya, dengan nilai ekspor mencapai 594.000 Dollar AS.

Selain itu, seluruh produk pun telah mengantongi sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), memperkuat legitimasi ekspor dari sisi tata kelola hutan lestari.

Dalam kunjungannya ini, Kementerian Kehutanan mendorong kerja sama lintas lembaga untuk memperluas pasar domestik.

Salah satu usulan adalah menjajaki kemitraan dengan PT KAI dan Garuda Indonesia agar produk kayu rakyat digunakan dalam layanan makanan.

Menurut Raja Juli, inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa keberlanjutan di sektor kehutanan tidak lagi sebatas konservasi hutan, tetapi menyangkut transformasi ekonomi melalui inovasi, kolaborasi, dan keberpihakan pada pelaku usaha akar rumput.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Swasta
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Pemerintah
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Pemerintah
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau