Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Potong Anggaran, 350 Taman Nasional Terancam Tutup

Kompas.com, 15 Mei 2025, 10:02 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintahan Donald Trump mengusulkan pemotongan lebih dari 1 miliar dolar AS terhadap anggaran Layanan Taman Nasional (National Park Service/NPS), menurut National Parks Conservation Association (NPCA).

Pemangkasan ini disebut akan menjadi yang terbesar dalam sejarah 100 tahun NPS, dan berpotensi menutup lebih dari tiga perempat dari sistem taman nasional AS.

Theresa Pierno, Presiden dan CEO NPCA, menyebut rencana ini sebagai langkah ekstrem yang mengancam keberadaan taman nasional.

“Angkanya sudah jelas. Pemotongan sebesar ini bisa menutup setidaknya 350 lokasi taman nasional di seluruh negeri, yang berarti lebih dari 75 persen dari sistem taman kita. Usulan ini adalah serangan total terhadap taman nasional Amerika,” ujarnya, dikutip dari Ecowatch, Rabu (14/5/2025).

Rincian situs mana saja yang akan terdampak belum diumumkan, namun berdasarkan data anggaran yang ada, diperlukan pemangkasan operasional senilai 900 juta dolar AS untuk mencapai target tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan mencoret pendanaan dari sekitar 350 taman nasional.

Laporan The New York Times menyebutkan bahwa pemerintah juga berencana membatalkan puluhan hibah yang bertujuan melindungi lahan publik dari dampak perubahan iklim. Salah satu dokumen menyebutkan potensi penghematan 26 juta dolar AS dengan memangkas hibah ke kantor pelestarian sejarah negara bagian, lembaga masyarakat adat, universitas, dan korps pemuda.

Baca juga: 18 Negara Bagian Gugat Trump karena Hentikan Proyek Energi Angin

Kristen Brengel, Wakil Presiden Senior Urusan Pemerintahan NPCA, menilai langkah ini hanya tampak menghemat, namun sebenarnya merugikan jangka panjang.

“Ini hemat di awal tapi boros di akhir. Sungguh menakjubkan melihat berapa banyak yang bisa dicapai Layanan Taman dengan dana yang sangat sedikit,” ujarnya.

Brengel juga menyoroti pentingnya penelitian perubahan iklim yang dilakukan di taman nasional.

“Penelitian yang dilakukan di taman nasional sangat penting untuk menilai kondisi tanah, udara, dan air di negara ini, ini bukan soal politik perubahan iklim, tapi soal keselamatan dan kesehatan publik,” jelasnya.

Padahal, meskipun jumlah pengunjung taman nasional mencapai rekor tertinggi, NPCA menuduh pemerintahan Trump terus melemahkan NPS secara sistematis, termasuk dengan memaksa pegawai mengundurkan diri, membekukan perekrutan, dan membatalkan sewa.

Pierno menambahkan bahwa taman nasional bukan sekadar titik di peta, tapi warisan kolektif bangsa.

“Selama lebih dari satu abad, orang Amerika telah mencintai dan melindungi taman nasional, medan pertempuran, situs bersejarah, area rekreasi, dan banyak lagi. Kita tidak boleh menjadi generasi yang membiarkan agenda sembrono pemerintahan ini menghancurkan warisan besar ini,” tegasnya.

Ia menyerukan kepada publik dan anggota Kongres untuk tidak diam.

“Jika saat ini orang-orang memilih diam, itu berarti ikut mendukung keputusan ini. Kongres harus berhenti pasif dan segera bertindak. Setiap anggota Kongres harus berdiri dan menolak usulan sembrono ini,” pungkasnya.

Baca juga: NOAA Setop Pelacakan Biaya Bencana Iklim Usai Anggaran Dipangkas Trump

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau