Studi juga memperkirakan berapa banyak yang diperlukan untuk menurunkan tingkat polusi dalam ruangan jauh di bawah pedoman WHO menggunakan pembersih udara.
“Hasil ini menunjukkan bahwa investasi sederhana dalam pembersih udara dapat menghasilkan manfaat ekonomi dan kesehatan yang substansial selama musim kebakaran hutan,” kata para ilmuwan.
Baca juga: Waspada Meningkatnya Kebakaran Hutan dan Lahan
Akan tetapi peneliti mencatat bahwa biaya untuk membeli, memelihara, dan mengoperasikan pembersih akan mencapai ratusan dolar setahun per rumah tangga.
Sehingga orang paling terdampak yang tinggal di negara-negara miskin dan akan membutuhkan bantuan untuk membeli peralatan tersebut. Pasalnya, biaya tahunan pembersih udara lebih besar daripada pendapatan tahunan rata-rata.
“Hal ini memberikan bukti kuat tentang ketidakadilan iklim. Oleh karena itu, dukungan pemerintah diperlukan untuk mempersempit kesenjangan," kata peneliti lagi.
Sementara langkah-langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan antara lain dengan mengenakan masker wajah, merelokasi orang-orang yang rentan jauh dari api, dan membuat bangunan lebih kedap udara.
“Ketika kebakaran hutan terus meningkat karena perubahan iklim, mengurangi paparan asap kebakaran hutan di dalam ruangan telah menjadi masalah global yang mendesak yang melampaui tindakan individu dan membutuhkan solusi yang komprehensif dan didorong oleh kebijakan,” ungkap Yifang Zhu, dari University of California, Los Angeles yang tak terlibat dalam studi ini.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya