Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C

Kompas.com - 23/05/2025, 21:27 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tinjauan terbaru mengenai kenaikan permukaan laut menemukan meski pemanasan global dapat dibatasi hingga 1,5 derajat C di atas garis dasar pra-industri, itu tidak akan cukup untuk menghentikan permukaan laut naik beberapa meter selama beberapa abad mendatang.

Chris Stokes, peneliti dari Universitas Durham di Inggris mengungkapkan selama ini ada kesalahpahaman bahwa dengan membatasi kenaikan suhu 1,5 derajat C berarti semua masalah hilang.

"Itu seharusnya menjadi target tetapi sama sekali tidak akan memperlambat atau menghentikan kenaikan permukaan laut dari pencairan lapisan es," katanya.

Baca juga: Mikroplastik Hambat Laut Serap Karbon, Ancaman untuk Iklim

Melansir New Scientist, Selasa (20/5/2025) peneliti meninjau tiga jenis bukti untuk studi mereka yakni pengamatan langsung, catatan sejarah, dan simulasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih kuat tentang kenaikan permukaan air laut.

Model-model komputer awal meremehkan kecepatan respons lapisan es terhadap pemanasan karena mereka tidak memasukkan semua faktor penting.

Namun, data satelit yang lebih baru dan akurat kini membuktikan bahwa lapisan es Greenland dan Antartika Barat sebenarnya mencair dan bereaksi terhadap pemanasan global dengan sangat cepat, jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

"Data pengamatan aktual tentang pencairan lapisan es Greenland menunjukkan laju kehilangan es yang jauh lebih cepat dan lebih besar dari yang diperkirakan oleh model-model ilmiah sebelumnya," kata Jonathan Bamber di Universitas Bristol di Inggris.

Pencairan lapisan es global sudah parah dan semakin cepat, bahkan pada tingkat pemanasan saat ini (1.2 derajat C).

Oleh karena itu, gagasan bahwa membatasi pemanasan hingga 1.5 derajat C akan "memperbaiki" masalah kenaikan permukaan air laut adalah salah kaprah dan menyesatkan,

Sebelumnya, laporan terakhir oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang diterbitkan pada tahun 2021, memprediksi kenaikan permukaan air laut setinggi 1 hingga 2 meter dalam beberapa abad jika kenaikan suhu dibatasi hingga 1.5 derajat C.

Menurut perkiraan tim peneliti, untuk memperlambat kenaikan permukaan laut dari lapisan es yang mencair ke tingkat yang dapat dikelola, suhu global rata-rata perlu dikurangi hingga sekitar 1 derajat C di atas garis dasar pra-industri.

Baca juga: Inggris Coba Tangkap Karbon dari Laut, Makan Duit Rp 438 Triliun

Lebih lanjut, meskipun negara-negara berpenghasilan tinggi mampu mempertahankan garis pantai mereka dari kenaikan permukaan air laut, hal itu akan menjadi semakin sulit dan mahal seiring dengan terus naiknya permukaan laut.

Dan tentu saja, akan ada beberapa negara yang tidak memiliki dana untuk melakukan pertahanan itu.

Inilah mengapa mengambil tindakan sangat penting karena setiap sepersekian derajat pemanasan benar-benar berarti bagi lapisan es.

Studi dipublikasikan di Communications Earth & Environment.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau