Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Raih Proper Hijau Berturut-turut, Jababeka Jadi Kawasan Industri dengan Predikat Tertinggi

Kompas.com - 30/06/2025, 20:02 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Kawasan Industri Jababeka Tbk berhasil meraih penghargaan Proper Hijau secara berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup / Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Kementerian LH/BPLH).

Capaian tersebut menjadikan Jababeka sebagai satu-satunya kawasan industri di Tanah Air yang berhasil memperoleh predikat tertinggi dalam pengelolaan lingkungan versi (Kementerian LH/BPLH).

Prestasi tersebut menegaskan posisi Jababeka sebagai pionir dalam transformasi kawasan industri berkelanjutan.

Direktur Utama PT Jababeka Infrastruktur Didik Purbadi mengatakan, pihaknya berkomitmen mempertahankan dan meningkatkan standar tersebut.

Baca juga: Kawasan Industri Jababeka Mulai Gunakan PLTS

“Pada 2025, kami berusaha memperoleh Proper Hijau kembali tiga kali berturut-turut. Kami berharap bisa mendapat proper emas dan dengan inovasi-inovasi yang sudah kami lakukan. Jababeka siap menjadi role model nasional kawasan industri yang berkelanjutan,” ujar Didik dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (30/6/2025).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Untuk diketahui, Predikat Proper Hijau diberikan kepada perusahaan atau kawasan yang dinilai berhasil melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan menunjukkan berbagai inovasi lingkungan.

Bagi kawasan industri, pencapaian tersebut tidaklah mudah karena harus menunjukkan integrasi antara kepatuhan lingkungan dengan inovasi berkelanjutan yang menyentuh berbagai aspek.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi capaian tersebut dalam kunjungan kerja ke kawasan Jababeka.

 Baca juga: Laba Bersih Jababeka Melesat 232 Persen

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian verifikasi lapangan dan pembinaan lingkungan hidup bagi tenant kawasan.  

“Saya sangat mengapresiasi Jababeka meraih Proper Hijau secara berturut. Terlebih, Jababeka merupakan satu-satunya kawasan industri yang dapat meraih Proper Hijau, mengingat untuk kawasan industri sendiri cukup sulit dapat meraih Proper Hijau,” kata Hanif.

Deretan program unggulan Jababeka

Pada kesempatan tersebut, manajemen Jababeka menjelaskan berbagai inovasi dan program unggulan pengelolaan lingkungan.

Salah satu teknologi andalan yang menjadi sorotan adalah Integrated Fixed-film Activated Sludge (IFAS) yang digunakan di instalasi pengolahan air limbah (waste water treatment plant/WWTP) tahap 2.

Baca juga: Gaet Pengembang Disneyland Jepang, Jababeka Rilis Ibuki

Teknologi IFAS ini mampu mengolah limbah cair kawasan dengan kapasitas 14.850 meter kubik per hari dan memiliki keunggulan dari sisi efisiensi energi serta efektivitas dalam menguraikan bahan organik secara biologis.

IFAS menjadi bukti transformasi Jababeka dalam pengelolaan limbah cair industri yang ramah lingkungan.

Selain itu, Jababeka juga mengembangkan sistem digital enviro monitoring, pemasangan air quality monitoring system (AQMS), dan pemanfaatan energi surya untuk water treatment plant (WTP) sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi dan efisiensi energi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau