Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adena Coffee Berbagi Strategi Bangun Kopi Berkelanjutan dari Kebun

Kompas.com - 25/06/2025, 11:19 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Seringkali kita mendengar ajakan untuk minum dan mendukung upaya kopi berkelanjutan. Kopi yang bukan hanya nikmat, tetapi juga ramah lingkungan dan mendorong kesejahteraan pelakunya.

Tapi, seperti apa kopi berkelanjutan? Adena Coffee, wirausaha sosial kopi penerima grant sebesar rp 24 miliar dari DBS, menyatakan bahwa untuk mengupayakan kopi berkelanjutan, kuncinya ada di perkebunannya. 

Selama 10 tahun bekerja dengan lebih dari 2.000 petani yang rata-rata berskala kecil, Adena melakukan beragam pendekatan pemberdayaan, mulai dari kopinya sendiri hingga ke anak-anak petani.

Founder dan CEO Adena Coffee, Abyatar, mengatakan bahwa upaya yang ditempuh untuk mensejahterakan para petani kopi, khusus petani di desa adalah dengan memperkenalkan dan menjunjung nama daerah penghasil kopi (origin) tersebut. 

Contoh, pengalamannya memberdayakan kopi Kampung Kenawat di Aceh Tengah. Karena bekas wilayah konflik, kopi wilayah tersebut awalnya sulit dijual. Pengenalan area membuat kopi lebih dikenal secara luas.

“Kami membantu membuat origin kopinya, seperti Kopi Gayo Kenawat. Kini, petani kopi yang sebelumnya tidak ada pembeli, setidaknya memiliki 5 pembeli tetap dari daerah luar,” ujar Abyatar dalam acara group interview yang diadakan Bank DBS pada Selasa (24/6/2025).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Soal produktivitas, Adena memberikan pelatihan kepada para petani tentang cara menanam dan merawat pohon agar menghasilkan buah lebih banyak. Ia menekankan bahwa pohon kopi yang tinggi tidak selalu menghasilkan buah yang lebih banyak.

“Kita kasih tahu kalau pohon kopi yang tinggi-tinggi itu nggak selalu berbanding lurus dengan banyaknya buah kopi yang bisa dipanen,” jelasnya. 

Oleh sebab itu, pelatihan yang diberikan tidak singkat. Menurut Abyatar, proses edukasi kepada petani bisa berlangsung 1 hingga 7 hari untuk memastikan petani memahami cara budidaya yang lebih efisien, tetapi tetap sesuai dengan cara-cara budidaya lokal.

Di wilayah-wilayah yang terdampak krisis air, Adena mengembangkan sistem pengolahan kopi tanpa menggunakan air, sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini dilakukan agar petani tetap bisa menjalankan usahanya meski dengan sumber daya terbatas.

“Contohnya kayak di Flores, di sana susah banget air, sementara kopi ‘kan harus dicuci. Maka dari itu kita bikin sistem, kita carikan pasarnya, sebuah pengolahan kopi tanpa memerlukan air,” tutur Abyatar.

Tidak hanya fokus pada petani, Adena juga membangun komunitas anak-anak petani kopi melalui program bernama KOPINTAR — singkatan dari Kau Pintar. Program ini bertujuan membangun citra positif tentang profesi petani di mata generasi muda.

Baca juga: WRI Gandeng Petani Gayo Produksi Kopi Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim

Menurut Abyatar, penurunan jumlah angkatan kerja di sektor pertanian terjadi karena tidak ada memori baik tentang menjadi petani. Anak-anak cenderung menganggap profesi tersebut sebagai pekerjaan yang kotor, melelahkan, dan selalu miskin.

“Dengan adanya KOPINTAR ini, Adena ingin anak-anak para petani tahu kalau apa yang dikerjakan oleh orang tuanya berdampak besar pada banyak orang di kota-kota besar,” katanya.

Selain itu, dalam hal harga jual, Adena juga melakukan perencanaan agar harga kopi tetap terjangkau bagi konsumen dan tidak jatuh saat panen raya. “Untuk melakukan itu, kami berupaya untuk mengamankan pasar terlebih dahulu,” ujar Abyatar.

Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan, Adena secara rutin membuat laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) setiap tahun. Hal ini dilakukan untuk memastikan usahanya tidak merugikan petani yang menjadi mitra.

Saat ini, Adena Coffee telah memperoleh sertifikat B Corp, yang menandakan kepatuhan pada standar keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. “Semoga dengan adanya sertifikasi ini, keberlanjutan yang kita usung nggak terdengar seperti self-claiming,” pungkas Abyatar.

Adena Coffee merupakan wirausaha usaha dengan misi ingin berdampak secara sosial yang berfokus pada proses produksi dan pengelolaan kopi secara berkelanjutan sebelum kemudian mendistribusikan kopinya pada coffee shop dan konsumen retail.

Dengan pendanaan DBS, Adena Coffee berupaya mempeluas dampak dengan mengembangkan perangkat lunak untuk mendukung kepatuhan pada EUDR (European Deforestation Regulation) hingga membangun fasilitas wet mill dan fermentasi baru untuk melatih petani.

Baca juga: Jual Kopi Indonesia Berkelanjutan, Bija Jadi Kafe Baru Terbaik di London

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau