Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik Hasilkan Emisi 73 Persen Lebih Rendah, Bantu Capai Target Iklim

Kompas.com, 10 Juli 2025, 16:18 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Firma riset International Council on Clean Transportation (ICCT) mengungkapkan mobil listrik bertenaga baterai yang dijual di Eropa menghasilkan emisi gas rumah kaca 73 persen lebih rendah dibandingkan mobil bensin sepanjang masa pakainya.

ICCT menyatakan hanya mobil listrik yang bisa secara signifikan mengurangi polusi dari transportasi Eropa. Mobil pribadi sendiri menyumbang hampir tiga perempat dari emisi sektor tersebut.

Namun, mobil hibrida dan hibrida plug-in tidak menunjukkan perbaikan signifikan dalam mengurangi dampak lingkungan.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Insentif Mobil Listrik Tetap Ada pada 2025

Teknologi mobil hibrida memang menawarkan beberapa manfaat tetapi pengurangan emisi yang dihasilkan relatif kecil dibandingkan dengan penghematan energi dari mobil listrik bertenaga baterai.

Minimnya pengurangan emisi tersebut akhirnya menurut studi, tidak akan cukup untuk mencapai target iklim jangka panjang.

Mengutip Reuters, Kamis (10/7/2025) mobil hibrida hanya mengurangi emisi 20 persen seumur hidup, sementara hibrida plug-in hanya 30 persen.

Ini terjadi karena mobil hibrida plug-in ternyata lebih sering memakai bensin daripada listrik dalam penggunaan sehari-hari.

Eropa sendiri semakin cepat beralih ke listrik bersih. Menurut ICCT, pada 2025 nanti, sumber energi terbarukan diproyeksikan akan menyumbang 56 persen dari total pembangkit listrik di Eropa.

Angka tersebut naik 18 persen dibandingkan dengan tahun 2020.

"Mobil listrik baterai di Eropa menjadi lebih bersih lebih cepat dari yang kami perkirakan dan mengungguli semua teknologi lainnya, termasuk hibrida dan hibrida plug-in," kata Marta Negri, peneliti di ICCT.

Baca juga: Baterai Litium-Sulfur Ultra Fast Charging Jadi Solusi Mobil Listrik Jarak Jauh

"Kemajuan ini sebagian besar disebabkan oleh penyebaran listrik terbarukan yang cepat di seluruh benua dan efisiensi energi yang lebih tinggi dari mobil listrik baterai," tambahnya.

Di sisi lain, Parlemen Eropa telah menyetujui pelonggaran aturan emisi CO2 untuk mobil dan van.

Ini berarti produsen mobil di Eropa mendapatkan lebih banyak waktu untuk mencapai target emisi dan bisa membayar denda yang lebih sedikit jika mereka tidak sepenuhnya mematuhinya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau