Untuk meningkatkan gizi dan mengurangi emisi pertanian secara bersamaan, laporan tersebut memberikan solusi untuk berinvestasi besar pada peningkatan produktivitas dan menerapkan teknologi ramah lingkungan seperti pertanian presisi, pakan ternak yang lebih baik, dan fokus pada produksi makanan bernutrisi.
Baca juga: Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Selain itu, untuk mencapai kemajuan ke depan, diperlukan kombinasi antara koordinasi kebijakan yang baik, inovasi teknologi, dan investasi yang tepat sasaran, terutama di negara-negara dengan kesenjangan gizi yang parah.
“Kita memiliki perangkat untuk mengakhiri kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan global,” ujar Mathias Cormann, Sekretaris Jenderal OECD.
“Kebijakan yang terkoordinasi dengan baik diperlukan untuk menjaga pasar pangan global tetap terbuka, sekaligus mendorong peningkatan produktivitas jangka panjang dan keberlanjutan di sektor pertanian,” tambahnya.
Lebih lanjut, laporan juga menekankan pentingnya perdagangan internasional, karena diperkirakan pada tahun 2034, seperlima lebih dari kalori yang kita makan akan berasal dari makanan yang diperdagangkan antar negara.
"Kerja sama multilateral dan perdagangan pertanian berbasis aturan sangat penting untuk memfasilitasi arus perdagangan ini, menyeimbangkan defisit dan surplus pangan di berbagai negara, menstabilkan harga, dan meningkatkan ketahanan pangan, nutrisi, serta keberlanjutan lingkungan,” tulis laporan ini.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya