Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Tambak Pantura Buka Peluang Investasi, KKP Permudah Perizinan

Kompas.com, 16 Juli 2025, 14:07 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan bahwa revitalisasi tambak di Pantai Utara (Pantura) Jawa akan membuka peluang investasi perikanan.

Direktur Prasarana dan Sarana Ditjen Perikanan Budi Daya KKP, Ujang Komarudin Asdani, mengatakan masuknya investor beriringan dengan kemudahan perizinan usaha dari pemerintah.

"Revitalisasi tambak Pantura adalah satu program yang cukup besar, apalagi nanti kalau sudah misalnya bergeser ke wilayah yang lainnya. Tentu saja di sini pun kami akan membuka peluang bagi investor untuk bisa juga terlibat dalam kegiatan usaha yang ada di kawasan itu," ungkap Ujang saat ditemui di kantornya, Rabu (16/7/2025).

Baca juga: Pemerintah Bakal Revitalisasi Tambak dan Bangun Hutan Mangrove di Pantura

Terkait regulasi, Ujang memastikan pihaknya memberikan iklim yang kondusif bagi kegiatan usaha. Salah satunya ialah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Peraturan ini dikeluarkan sebagai pendukung PP Nomor 5 Tahun 2021.

"Jadi bagaimana kami bisa mempermudah, mempersingkat, dan lebih efisienkan sistem perizinan yang berlaku di Indonesia. Juga memberikan kepastian hukum terhadap para pengusaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya," jelas dia.

Selain investasi, KKP turut menargetkan produksi ikan naik dari 0,6 ton menjadi 140 ton per tahun setelah merevitalisasi tambak Pantura. Revitalisasi mengedepankan sistem budi daya yang ramah lingkungan, setiap kawasan dilengkapi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan vegetasi.

"Volume produksi bisa mencapai 1,18 juta ton dengan nilai sekitar Rp 30,65 triliun serta membuka lapangan kerja bagi lebih dari 119.000 orang di sektor hulu dan hilir,” kata Direktur Ikan Air Laut KKP, Ikhsan Kamil.

KKP pun menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) Jabar agar revitalisasi tambak Pantura manjadi bagian Program Strategi Nasional (PSN).

Baca juga: Industri Udang Berkelanjutan, KKP Minta Anak Muda Inovasi di Tambak

Nantinya, pemda menyosialisasikan kepada masyarakat, mendata penggarap tambak, menciptakan iklim investasi yang menguntungkan, mempermudah proses perizinan sesuai aturan, hingga menyiapkan tenaga kerja lokal.

Sebelumnya, Menteri KP, Sakti Wahyu Trenggono menjelaakan program revitalisasi tambak Pantura bertujuan mengubah lahan tambak tidak produktif menjadi kawasan budi daya perikanan bernilai tinggi, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Program revitalisasi tambak Pantura Jawa pada tahap awal 2025 dengan target 20.000 hektare rencananya dimulai di Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau