Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi/Peneliti (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI)

Saat ini berkiprah sebagai akademisi/peneliti di Universitas Indonesia. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

Risiko Global dan Refleksi untuk Indonesia

Kompas.com, 18 Juli 2025, 15:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada era 2030-an, risiko yang diantisipasi adalah munculnya pandemi baru. Lebih jauh lagi, pada 2040-an, risiko yang dicatat berkaitan dengan peristiwa berbasis antariksa.

Baca juga: Di Balik Tarif Trump 19 Persen: Ketika Dagang Tak Lagi Imbang

Ketiga, risiko lingkungan kini menjadi prioritas utama di berbagai kawasan. Hasil survei menunjukkan bahwa lima dari sepuluh risiko paling penting berkaitan dengan isu-isu lingkungan.

Sebagai contoh di Asia Timur dan Asia Tenggara, beberapa jenis risiko yang bercokol di tempat paling atas adalah tidak adanya aksi untuk mengatasi perubahan iklim, penurunan keanekaragama hayati, risiko bencana alam, dan kelangkaan sumber daya alam.

Keempat, kerja sama antarpemerintah dinilai sebagai cara paling efektif untuk memitigasi risiko global.

Selain itu, kolaborasi lintas negara juga dapat mengatasi hambatan seperti lemahnya tata kelola dan kurangnya komitmen sebagian negara dalam memprioritaskan isu-isu global.

Risiko tensi geopolitik merupakan jenis risiko yang saling terhubung dengan berbagai risiko lainnya.

Artinya, ketegangan geopolitik dapat memicu munculnya risiko-risiko lain, seperti terganggunya rantai pasok global (global supply chain), penggunaan senjata pemusnah massal, terjadinya perang berskala besar, hingga menurunnya peran institusi multilateral.

Kelima, terdapat beberapa skenario masa depan menggambarkan bagaimana tindakan kolektif dalam menghadapi kerentanan global dapat berujung pada kehancuran, atau justru membuka jalan bagi berbagai terobosan.

Empat skenario yang dibahas di laporan tersebut adalah skenario kehancuran (breakdown scenario), skenario status quo, skenario kemajuan (progress scenario), dan skenario terobosan (breakthrough scenario).

Refleksi untuk Indonesia

Pertanyaan selanjutnya, apa yang harus dilakukan di Indonesia? Risiko di masa depan harus dipersiapkan. Jika tidak, maka kita akan mendapatkan dampak negatif dari risiko-risiko tersebut.

Sebagai contoh, serangan siber terhadap data pemerintah dan sektor perbankan menunjukkan tingginya kerentanan sistem keamanan digital Indonesia.

Masih segar dalam ingatan ketika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendapat sorotan tajam akibat kebocoran data nasional pada 2024.

Insiden ini mengguncang kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah dalam melindungi data pribadi masyarakat, serta berdampak langsung pada terganggunya sejumlah layanan publik.

Baca juga: Negara Oplosan

Contoh lainnya adalah pandemi COVID-19, yang menjadi bukti nyata kurangnya kesiapan sistem kesehatan nasional dalam menghadapi krisis global.

Tingginya angka kematian, baik pada penduduk usia produktif maupun non-produktif, memberikan pelajaran berharga bagi sistem kesehatan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau