Menanggapi kelangkaan ini, gerai ritel di Jepang telah mulai menerapkan pembatasan pembelian matcha kalengan.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita mengalami kelangkaan matcha, sejak musim gugur tahun lalu," kata Anna Poian, salah satu pendiri Asosiasi Teh Jepang Global.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan signifikan industri pariwisata pasca-Covid-19 telah memperburuk kelangkaan tersebut.
"Banyak orang asing membeli banyak matcha untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, terkadang bahkan dalam jumlah besar atau terkadang untuk dijual kembali," imbuhnya.
Meskipun kemajuan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan, permintaan yang tinggi terus-menerus mengancam keberlanjutan dan kemampuan petani untuk bertahan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya