Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Global Tiger Day: Fakta Terbaru Harimau Sumatera dari Riset Terkini Para Ahli

Kompas.com - 28/07/2025, 17:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Dunia merayakan Global Tiger Day pada 29 Juli 2025 untuk meningkatkan awareness soal harimau.

Bagi Indonesia, momen itu merupakan kesempatan untuk memahami lebih banyak soal harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), satu-satunya spesies harimau yang tersisa di nusantara.

Sebagai spesies ikonik, harimau sumatera banyak menjadi obyek penelitian. Dalam 10 tahun terakhir, sejumlah riset mengungkap temuan berharga soal spesies "critically endangered" menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Apa saja?

Berapa jumlah yang tersisa? Masih belum tahu pasti.

Karena hidup di tengah hutan, survei populasi harimau sumatera sangat menantang. Metode survei beragam, mulai berbasis camera trap hingga berdasarkan kotorannya.

Sejumlah lembaga seperti Harimau Kita, Yayasan Konservasi Hutan Harimau, hingga Balai Konservasi Sumber Daya Alam terlibat dalam perkiraan jumlah populasi sata itu. Sejauh ini, baru ada dua wide survey yang dilakukan, yaitu dekade pertama abad 21 dan tahun 2018.

Yayasan Konservasi Hutan Harimau mengungkap, rentang populasi harimau sumatera bisa antara 173-883. Rentang yang sangat lebar, hampir 500 persen, menunjukkan betapa sulitnya menentukan dengan pasti.

Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat, Haidir, mengungkapkan bahwa di taman nasionalnya yang seluas 1,4 juta hektar, terdapat kurang lebih 115-130 individu harimau sumatera.

Baca juga: Apakah Melindungi Harimau di Hutan Bisa Atasi Perubahan Iklim?

Rentang perkiraan populasi yang lebih ini, menurut ahli, sangat menyulitkan langkah konservasi. Pendanaan menjadi alasan utama survei lebih baik dan sering sulit dilakukan.

Deforestasi Ancaman Utama

Riset yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 2017 kembali menegaskan bahwa jumlah dan kepadatan populasi harimau sumatera belum pasti. Riset biasa dilakukan oleh tiap taman nasional dengan margin error besar.

Riset itu memperkirakan bahwa densitas harimau sumatera di taman nasional meningkat. Sayangnya, data yang bisa jadi baik itu dinegasikan oleh tingkat deforestasi yang tinggi.

Hutan-hutan di Sumatera mengalami perubahan menjadi perkebunan, permukiman, dan mengalami kebakaran. Akibatnya, harimau sumatera tetap mengalami ancaman besar meski berada di taman nasional.

Perubahan lansekap membuat habitat bagi harimau mengecil, apalagi jika terus terfragmentasi. Wilayah jelajah harimau sumatera menjadi terbatas, sulit menemukan mangsa, serta meningkatkan peluang inbreeding. 

Saat konflik dengan harimau, warga punya respon beragam 

Riset yang dipublikasikan pada 2018 mengajak semua untuk melibatkan masyarakat lokal dalam upaya melestarikan harimau. Sebab, sikap mereka pada harimau beragam.

Riset menyurvei orang Minangkabau, Kerinci, dan Melayu yang tinggal di wilayah kerap berkonflik dengan harimau. Lebih dari 60 persen warga percaya bahwa ada penjaga yang melindungi mereka dari serangan harimau. Sejumlah warga, terutama Minangkabau, percaya ada aturan adat terkait harimau.

Tidak dalam setiap konflik, warga ingin membunuh harimau. Jika harimau menyerang ternak warga, maka orang Minangkabau cenderung ingin membunuh harimau. Namun, jika harimau menyerang orang yang sedang berburu atau yang melakukan perbuatan yang dipandang asusila, merka tak ingin membunuhnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bappenas Gelar Lomba Menulis, Dorong Perempuan Berani Bersuara
Bappenas Gelar Lomba Menulis, Dorong Perempuan Berani Bersuara
Pemerintah
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
LSM/Figur
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Pemerintah
Pemanasan Global Memburuk, Komunikasi Luar Angkasa Terancam
Pemanasan Global Memburuk, Komunikasi Luar Angkasa Terancam
Pemerintah
Hujan Lebat Guyur Jabodetabek, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir
Hujan Lebat Guyur Jabodetabek, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir
Pemerintah
WWF-Indonesia Dorong Inisiatif Nature-Positive dan Ajak Generasi Muda Melestarikan Alam
WWF-Indonesia Dorong Inisiatif Nature-Positive dan Ajak Generasi Muda Melestarikan Alam
LSM/Figur
Pemerintah Godok Revisi UU Kehutanan, Fokuskan Pengelolaan Hutan
Pemerintah Godok Revisi UU Kehutanan, Fokuskan Pengelolaan Hutan
Pemerintah
Krisis Pendanaan, Sepertiga Program Anti Kekerasan Perempuan Terancam Tutup
Krisis Pendanaan, Sepertiga Program Anti Kekerasan Perempuan Terancam Tutup
Pemerintah
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Tambah 2.300 Proyek Baru, Picu Krisis Karbon
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Tambah 2.300 Proyek Baru, Picu Krisis Karbon
Pemerintah
Menhut: Tambang Emas Ilegal Akan Ditindak Setegas-tegasnya
Menhut: Tambang Emas Ilegal Akan Ditindak Setegas-tegasnya
Pemerintah
ERIA Sebut ASEAN Butuh Terobosan untuk Dorong Transisi Industri Berkelanjutan
ERIA Sebut ASEAN Butuh Terobosan untuk Dorong Transisi Industri Berkelanjutan
Pemerintah
AS Ekspor Sampah Elektronik, Banjiri Asia Tenggara
AS Ekspor Sampah Elektronik, Banjiri Asia Tenggara
Pemerintah
Diterpa Bencana Iklim, Perempuan Pesisir Tangguh dan Pandai Shifting Pekerjaan
Diterpa Bencana Iklim, Perempuan Pesisir Tangguh dan Pandai Shifting Pekerjaan
LSM/Figur
SIEW 2025: Chandra Asri Siapkan 1 Miliar Dollar AS untuk Investasi di RI dan Singapura
SIEW 2025: Chandra Asri Siapkan 1 Miliar Dollar AS untuk Investasi di RI dan Singapura
Swasta
Polemik Pembakaran Mahkota Cendrawasih, Kemenhut Janji Hormati Budaya Papua
Polemik Pembakaran Mahkota Cendrawasih, Kemenhut Janji Hormati Budaya Papua
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau