KOMPAS.com - Upaya memperkuat ketahanan energi Indonesia kembali mendapat dorongan dengan terjalinnya kontrak baru antara Baker Hughes dan British Petroleum (BP) untuk operasional Kilang Tangguh liquefied natural gas (LNG) di Papua Barat.
Dalam pengumuman teranyar, Baker Hughes telah menandatangani kontrak layanan jangka panjang selama 90 bulan bersama BP.
Perjanjian komprehensif itu mencakup penyediaan suku cadang, layanan perbaikan, serta dukungan teknik lapangan bagi peralatan turbomachinery penting, seperti turbin gas bertenaga besar, turbin uap, dan kompresor untuk tiga unit LNG.
Wakil Presiden Layanan Teknologi Gas di Baker Hughes Tiffany Pitts mengatakan, dukungan tersebut bertujuan memastikan kelangsungan operasional fasilitas secara andal dan berkelanjutan.
Baca juga: Anggaran Ketahanan Energi Rp 402,4 Triliun di 2026, Paling Banyak Buat Subsidi
“Perjanjian layanan jangka panjang dengan BP untuk proyek Tangguh LNG merupakan bukti komitmen kami dalam memperkuat kemitraan dan mendorong pengembangan energi di Indonesia,” kata Tiffany dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Sebagai informasi, perjanjian tersebut turut memperkuat kerja sama yang sudah terjalin sejak 2009 antara Baker Hughes dan BP dalam proyek Tangguh LNG.
Pada 2024, Baker Hughes kembali dipercaya untuk memasok sistem tenaga dan kompresi tambahan bagi Proyek Tangguh UCC, proyek penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon berskala besar yang dipimpin BP.
Tiffany melanjutkan, fasilitas tangguh LNG sendiri menjadi salah satu aset strategis Indonesia dalam menyediakan energi aman dan stabil di kawasan Asia Pasifik.
Baca juga: Pemerintah Incar Produksi Kendaraan Listrik Capai 2 Juta di 2025 untuk Ketahanan Energi
Dukungan Baker Hughes diharapkan dapat menjaga kinerja serta keandalan peralatan turbomachinery, yang berperan vital dalam operasional LNG.
“Teknologi canggih dan keahlian kami akan memastikan optimalisasi kinerja fasilitas Tangguh, yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi di kawasan ini,” kata Tiffany.
Di sisi lain, Baker Hughes juga menggandeng PT Imeco Inter Sarana sebagai mitra konsorsium lokal dalam rangka memenuhi persyaratan kandungan lokal.
Kesepakatan tersebut menegaskan fokus strategis Baker Hughes dalam memperkuat posisinya di sektor gas alam cair melalui manajemen aset peralatan utama.
Baca juga: Stabilitas Rantai Pasok Energi Primer Jadi Pilar Ketahanan Energi Nasional
Langkah tersebut selaras dengan rencana perusahaan untuk memperluas layanan di Asia Pasifik, guna mendukung kebutuhan ekspansi dan transisi energi di kawasan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya