JAKARTA, Kompas.com- Pariwisata berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong pembangunan di tingkat lokal, terutama saat situs-situs bersejarah yang sebelumnya tidak terawat, mulai dilestarikan.
Selama beberapa dekade, banyak situs kuno di Turki dari zaman pra-Islam tidak pernah dirawat masyarakat setempat. Padahal, situs-situs tersebut berasal dari masa Yunani kuno dan Bizantium.
"Namun, setelah mereka mengetahui bahwa wisatawan mancanegara khususnya yang datang dan berkunjung ke tempat tersebut, kini mereka melihat bahwa ini adalah tempat emas yang harus kita lestarikan," ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan, di Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Industri Pariwisata Paus Bernilai Lebih dari 42 Juta Dolar AS
Bahkan, situs spiritual yang berusia 10.000 tahun, Göbekli Tepe, menjadi objek wisata yang sangat penting dan telah mengubah budaya kota Urfa.
Menurut Talip, Indonesia dapat meniru Turki dalam mengembangkan pariwisata sekaligus melestarikan warisan budaya seperti Candi Borobudur. Untuk menjaga kelestarian warisan budaya, Indonesia perlu mengambil sejumlah tindakan.
"Seperti yang telah kami lihat dalam kasus, standar, dan sertifikasi kami. Saat Anda menetapkan suatu standar, semua aktor dan pemangku kepentingan harus mengikuti standar tersebut. Itu suatu keharusan. Ketika Turki, misalnya, memperkenalkan sertifikat aman ini, sertifikat pariwisata aman, semua hotel diwajibkan mengikuti standar tersebut. Jika salah satu dari mereka, melanggar standar itu, ada semacam tindakan yang diambil oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata," tutur Talip.
Di sisi lain, perlu menyeimbangkan pelestarian lingkungan dan kepentingan pembangunan pariwisata. Ketika membangun salah satu bandara terbesar di Istanbul, Turki terpaksa menebang banyak pohon.
Namun, penebangan pohon tetap dilakukan karena tanpa konektivitas, pariwisata di Turki akan kesulitan bersaing.
"Saya pikir ini adalah dilema, kami perlu menyeimbangkannya," ucapnya.
Baca juga: Pariwisata Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi tapi Rentah Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya