Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Turki Ungkap Bagaimana Indonesia Bisa Tiru Negaranya dalam Pariwisata Berkelanjutan

Kompas.com - 27/08/2025, 10:31 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, Kompas.com- Pariwisata berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong pembangunan di tingkat lokal, terutama saat situs-situs bersejarah yang sebelumnya tidak terawat, mulai dilestarikan.

Selama beberapa dekade, banyak situs kuno di Turki dari zaman pra-Islam tidak pernah dirawat masyarakat setempat. Padahal, situs-situs tersebut berasal dari masa Yunani kuno dan Bizantium.

"Namun, setelah mereka mengetahui bahwa wisatawan mancanegara khususnya yang datang dan berkunjung ke tempat tersebut, kini mereka melihat bahwa ini adalah tempat emas yang harus kita lestarikan," ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan, di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Industri Pariwisata Paus Bernilai Lebih dari 42 Juta Dolar AS

Bahkan, situs spiritual yang berusia 10.000 tahun, Göbekli Tepe, menjadi objek wisata yang sangat penting dan telah mengubah budaya kota Urfa.

Menurut Talip, Indonesia dapat meniru Turki dalam mengembangkan pariwisata sekaligus melestarikan warisan budaya seperti Candi Borobudur. Untuk menjaga kelestarian warisan budaya, Indonesia perlu mengambil sejumlah tindakan.

"Seperti yang telah kami lihat dalam kasus, standar, dan sertifikasi kami. Saat Anda menetapkan suatu standar, semua aktor dan pemangku kepentingan harus mengikuti standar tersebut. Itu suatu keharusan. Ketika Turki, misalnya, memperkenalkan sertifikat aman ini, sertifikat pariwisata aman, semua hotel diwajibkan mengikuti standar tersebut. Jika salah satu dari mereka, melanggar standar itu, ada semacam tindakan yang diambil oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata," tutur Talip.

Di sisi lain, perlu menyeimbangkan pelestarian lingkungan dan kepentingan pembangunan pariwisata. Ketika membangun salah satu bandara terbesar di Istanbul, Turki terpaksa menebang banyak pohon.

Namun, penebangan pohon tetap dilakukan karena tanpa konektivitas, pariwisata di Turki akan kesulitan bersaing.

"Saya pikir ini adalah dilema, kami perlu menyeimbangkannya," ucapnya.

 Baca juga: Pariwisata Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi tapi Rentah Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
Pemerintah
PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
Pemerintah
TMD Lippo Land Dukung Generasi Sehat dan Cerdas lewat Bantuan Pendidikan untuk Siswa SD
TMD Lippo Land Dukung Generasi Sehat dan Cerdas lewat Bantuan Pendidikan untuk Siswa SD
Swasta
DLH Jakarta Pertimbangkan Sanksi Sosial ke Pembakar Sampah, Foto Pelaku Bakal Dipajang
DLH Jakarta Pertimbangkan Sanksi Sosial ke Pembakar Sampah, Foto Pelaku Bakal Dipajang
Pemerintah
Krisis Iklim bagi Gen Z Masih Soal Cuaca Ekstrem, Pelibatan Mereka Sekadar Formalitas
Krisis Iklim bagi Gen Z Masih Soal Cuaca Ekstrem, Pelibatan Mereka Sekadar Formalitas
LSM/Figur
IESR: SNDC Tak Hadirkan Terobosan, Cuma Perbarui Metode Hitung Emisi
IESR: SNDC Tak Hadirkan Terobosan, Cuma Perbarui Metode Hitung Emisi
LSM/Figur
Sisir Tambang Ilegal di Gunung Salak, Petugas Hancurkan 31 Tenda Biru
Sisir Tambang Ilegal di Gunung Salak, Petugas Hancurkan 31 Tenda Biru
Pemerintah
BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
Pemerintah
Bappenas Gelar Lomba Menulis, Dorong Perempuan Berani Bersuara
Bappenas Gelar Lomba Menulis, Dorong Perempuan Berani Bersuara
Pemerintah
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
LSM/Figur
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau