KOMPAS.com - Komisi Eropa telah mengalokasikan dana sebesar 4,3 juta dollar AS (atau setara Rp 70,5 miliar) untuk mendukung pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
Dana ini disalurkan melalui program International Civil Aviation Organization’s Capacity-building and Training for Sustainable Aviation Fuels (ACT-SAF).
Melansir ESG News, Senin (1/9/2025) pendanaan tersebut akan digunakan untuk studi kelayakan, dukungan teknis, dan sertifikasi SAF, membantu negara-negara mitra membangun kapasitas produksi dan distribusi.
Baca juga: Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim
Inisiatif yang dijalankan bersama European Union Aviation Safety Agency (EASA) ini pada awalnya akan mencakup 12 negara yaitu Kamerun, Mesir, Guinea Ekuatorial, Etiopia, Gabon, India, Kenya, Mauritania, Mozambik, Rwanda, Senegal, dan Afrika Selatan. Namun negara-negara lain mungkin akan bergabung di kemudian hari.
Komisioner Transportasi Eropa, Adina Valean, menekankan manfaat ekonomi dan lingkungan dengan adanya pengembangan SAF ini.
"Kami memperkirakan pasar SAF akan menciptakan lebih dari 200.000 pekerjaan tambahan di Uni Eropa, dan mengharapkan manfaat serupa bagi negara-negara mitra yang meningkatkan produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan mereka. UE akan terus mendukung mitra-mitranya dalam upaya dekarbonisasi. Tidak ada satu pun negara yang boleh tertinggal saat kita membawa penerbangan global ke era baru," katanya.
Sekretaris Jenderal ICAO, Juan Carlos Salazar, juga menambahkan serta menggarisbawahi pentingnya proyek tersebut secara global.
Menurutnya, proyek tersebut merupakan respons terhadap kesepakatan global akan pentingnya mengambil langkah nyata untuk menciptakan konektivitas udara internasional yang benar-benar berkelanjutan.
Baca juga: Pertamina SAF Mengudara, Siap Jadi Bahan Bakar Bersih Dunia Penerbangan
"Akses ke sumber energi yang lebih bersih adalah syarat mutlak untuk mencapai tujuan jangka panjang ini, dan setiap negara punya peran untuk mewujudkannya melalui kemampuan produksi dan distribusi yang baru," terangnya.
Program yang bertema Capacity Building for Sustainable Aviation Fuels eligible under CORSIA and in support of achieving net zero emissions by 2050 ini menjadi langkah penting dalam upaya dekarbonisasi industri penerbangan global.
Di Eropa sendiri, Peraturan ReFuelEU Aviation terus mendorong penggunaannya dengan menetapkan kewajiban peningkatan bertahap pemakaian SAF di seluruh kawasan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya