Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu

Kompas.com, 30 Oktober 2025, 07:07 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Peneliti BRIN mengembangkan plastik dari bahan baku serbuk kayu. Dok.BRIN Peneliti BRIN mengembangkan plastik dari bahan baku serbuk kayu.

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan produk plastik ramah lingkungan dari serbuk kayu, untuk mengurangi timbulan limbah sekaligus mendorong ekonomi hijau.

Peneliti Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN, Prabu Satria Sejati, mengatakan inovasi adalah WoodPlastic, alternatif bioplastik berbasis kayu yang berbahan baku alami. Kendati demikian, dia memastikan bahwa penggunaan material tersebut tak akan mengganggu sumber pangan.

“Produk akhirnya 100 persen bahan alami dan tidak mengambil sumber pangan seperti pati. Dengan demikian, material ini tidak berdampak pada ketahanan pangan,” ungkap Prabu dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun

Menurut dia, WoodPlastic bermula dari hasil riset ketika menjalankan studi doktoral di Université de Lorraine, Prancis. Prabu menyampaikan, plastik jenis ini memanfaatkan serbuk kayu atau lignoselulosa seperti bambu maupun rotan.

Material itu direaksikan dengan asam lemak tanpa tambahan polimer termoplastik sintetis. 

"WoodPlastic memiliki sifat translusen, fleksibel, serta hidrofobik atau tahan air. Dari aspek kekuatan mekanik, material ini berada di antara polietilena (PE) dan polipropilena (PP) yang selama ini menjadi standar pada kemasan plastik industri," papar dia.

Kelebihan lainnya, plastik dapat didaur ulang dengan cara dilelehkan lalu dicetak kembali sesuai kebutuhan. Dia menegaskan bahwa penelitian terkait manfaat ekologisnya untuk jangka panjang masih tahap pengujian. Prabu menuturkan, teknologi WoodPlastic relatif sederhana sehingga lebih efisien serta ramag lingkungan.

"Keunggulan WoodPlastic tidak hanya kompetitif, tetapi juga mampu menjadi opsi material berkelanjutan di berbagai sektor," tutur Prabu.

Baca juga: Ekspor Sampah Plastik Inggris ke Negara Berkembang Naik 84 Persen dalam Setahun

Materialnya berpotensi menjadi bahan baku kemasan, industri tekstil, pembuatan produk medis seperti patch, hingga interior kendaraan pada industri otomotif. Prabu menyebut, pengakuan internasional terhadap riset ini telah terdaftar melalui paten Prancis nomor FR2205776, dengan daftar inventor dari Prancis dan Indonesia.

Sejauh ini, salah satu brand fashion mewah Eropa mengaku tertarik mengembangkan WoodPlastic. Dengan inovasi tersebut, BRIN membuka peluang kerja sama dengan berbagai mitra industri untuk percepatan hilirisasi teknologi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau