Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol

Kompas.com, 10 November 2025, 20:31 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Editor

KOMPAS.com - Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan rencana untuk mengembangkan bioetanol dengan bahan baku gula aren bersama Kementerian Kehutanan di Jawa Barat.

“Di Jawa Barat itu kemungkinan dengan aren, ya. Pokoknya semua potensi kami kejar terus,” ujar Simon ketika ditemui setelah melantik anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (10/11/2025).

Simon menyampaikan saat ini sedang berlangsung kajian untuk membuat bioetanol berbahan baku gula aren. Langkah tersebut ditempuh oleh Pertamina sebagai upaya diversifikasi energi.

Mengingat banyaknya bahan baku bioetanol, seperti tebu, singkong, gula aren, jagung, dan lain-lain, Simon mengatakan kajian yang dilakukan oleh Pertamina bertujuan untuk mencari bahan baku dengan harga terbaik.

Transisi energi itu salah satu tantangan utamanya adalah masalah harga. Bagaimana pun juga, affordability is king. Keterjangkauan itu yang paling utama,” ucap Simon seperti dikutip Antara.

Apabila dari kajian tersebut memunculkan hasil positif, maka Simon tidak menutup kemungkinan produk Pertamax Green nantinya akan menggunakan gula aren.

Adapun daerah-daerah yang sudah menghasilkan gula aren secara alami, yakni Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.

“Tentunya kalau untuk rencana memperluas skalanya, kita perlu penanaman juga di tempat lain. Sekarang, kami memanfaatkan yang sudah ada, di Jawa Barat,” kata Simon.

Pada Mei 2025, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan peninjauan Kebun Aren di Dusun Cisarua, Garut, Jawa Barat.

Baca juga: Selain Biodiesel, Pertamina NRE Dorong Bioetanol Jadi BBM

Pohon aren sendiri dapat berfungsi sebagai ketahanan pangan dan energi. Aren dapat menghasilkan bioetanol yang baik dan berkontribusi dalam upaya swasembada energi.

Berdasarkan perhitungan di atas kertas, lanjut Raja Juli, dari 1 hektare tanaman aren apabila tumbuh dengan baik, bisa memproduksi 24 ribu liter bioetanol.

“Kita punya banyak lahan dan petani yang bisa mengelola dengan baik. Kalau kita bisa menanam 1,2 juta hektare aren maka kita akan swasembada energi. Pak Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan tahun ini menanam 300 ribu hektare," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan Presiden Prabowo Subianto menyetujui mandatori campuran etanol 10 persen untuk bahan bakar minyak (BBM), dalam rangka mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor BBM.

Ia menyampaikan untuk mengimplementasikan E10 pada 2027, dibutuhkan bahan baku etanol sebesar 1,4 juta kiloliter (KL).

Dia mengupayakan agar kebutuhan etanol itu dapat dipenuhi oleh pabrik di dalam negeri, tanpa harus mengimpor etanol.

Oleh karena itu, Bahlil menekankan pentingnya pembangunan pabrik etanol, baik yang dihasilkan dari singkong, jagung, maupun tebu.

Baca juga: Inovasi Mengurangi Biaya Produksi Bioetanol Berbasis Limbah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau