KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan melindungi burung-burung laut ini dapat memberikan manfaat tiga kali lipat bagi ketahanan iklim, pemulihan laut, dan keanekaragaman hayati.
Studi yang dipimpin oleh Dr. Holly Jones dari Northern Illinois University ini menggambarkan burung laut sebagai jaringan pipa hidup yang mengangkut nutrisi dari laut lepas ke pulau-pulau dan kemudian kembali ke perairan pesisir.
"Burung laut berfungsi sebagai pompa biologis, memakan mangsa di laut dan mentransfer nutrisi dalam jumlah besar ke tempat berkembang biak mereka di darat," terang Dr Jones.
Aliran nutrisi tersebut ketika meresap kembali ke perairan di sekitarnya kemudian bisa mendukung pertumbuhan karang, memperkuat biomassa ikan, serta meningkatkan ketahanan ekosistem laut terhadap dampak perubahan iklim.
Melansir Earth, Senin (3/11/2025) sayangnya, meski pengaruhnya sangat besar, hampir sepertiga spesies burung laut menghadapi risiko kepunahan.
Baca juga: Panas Ekstrem Membunuh Burung Tropis, Bikin Populasinya Anjlok
Pulau-pulau tempat sebagian besar bersarang termasuk di antara titik panas keanekaragaman hayati yang paling rentan di Bumi. Belum lagi, pemangsa invasif, tangkapan sampingan, pergeseran mangsa, plastik, dan penyakit semuanya telah mengikis populasi yang membutuhkan ribuan tahun untuk terbentuk.
“Burung laut memengaruhi ekosistem dalam skala spasial yang luas, namun banyak dampaknya terhadap laut masih kurang dipelajari,” kata rekan penulis Casey Benkwitt dari Universitas Lancaster.
“Makalah ini mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan utama dan menyerukan penelitian yang lebih terintegrasi untuk memahami bagaimana burung laut mendukung fungsi ekosistem dari punggung bukit hingga terumbu karang,” paparnya lagi.
Dan kini, kita memiliki ilmu pengetahuan untuk menunjukkan bahwa restorasi burung laut merupakan salah satu alat paling efektif untuk pemulihan ekosistem.
"Dengan menghilangkan spesies invasif dan menghubungkan kembali aliran nutrisi, kita dapat memulihkan sistem kepulauan dan kelautan dalam skala besar serta memberikan manfaat jangka panjang bagi keanekaragaman hayati," ungkap Stephanie Borrelle, Koordinator Regional Kelautan dan Pasifik di BirdLife International.
Metode yang teruji antara lain, membasmi tikus, kucing, dan predator invasif lainnya yang merusak koloni. Selain itu, gunakan daya tarik sosial untuk memikat burung kembali dan memindahkan anak burung ke tempat yang dibutuhkan.
Ketika burung laut kembali, jalur nutrisi dimulai kembali, dan pulau serta perairan di sekitarnya merespons.
Teknologi yang sedang berkembang pun memperluas jangkauan intervensi ini.
Baca juga: Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
Misalnya, penginderaan jarak jauh dapat mendeteksi penghijauan vegetasi di sekitar koloni.
Selain itu ekoakustik dapat memantau aktivitas koloni tanpa kehadiran manusia yang konstan. DNA lingkungan di tanah, air, atau bahkan udara dapat menandai kembalinya spesies dan memetakan perubahan dalam jaring makanan dari waktu ke waktu.
Bersama-sama, perangkat-perangkat ini memungkinkan tim untuk melacak bagaimana jalur nutrisi kembali terbentuk seiring pemulihan kondisi burung. Hal ini memberikan umpan balik yang berharga untuk pengelolaan adaptif pada skala yang sesuai dengan jangkauan burung laut.
Memahami bagaimana burung laut mendukung ekosistem yang diandalkan manusia, mulai dari perikanan hingga perlindungan pesisir, sangatlah penting. Berinvestasi dalam restorasi burung laut dapat memberikan manfaat besar bagi ekosistem dan masyarakat pesisir.
Penelitian ini dipublikasikan di Nature Reviews Biodiversity.
Baca juga: Perdagangan Puluhan Burung Junai Emas Dibongkar, Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya