Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan

Kompas.com, 4 November 2025, 18:31 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Earth com

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan melindungi burung-burung laut ini dapat memberikan manfaat tiga kali lipat bagi ketahanan iklim, pemulihan laut, dan keanekaragaman hayati.

Studi yang dipimpin oleh Dr. Holly Jones dari Northern Illinois University ini menggambarkan burung laut sebagai jaringan pipa hidup yang mengangkut nutrisi dari laut lepas ke pulau-pulau dan kemudian kembali ke perairan pesisir.

"Burung laut berfungsi sebagai pompa biologis, memakan mangsa di laut dan mentransfer nutrisi dalam jumlah besar ke tempat berkembang biak mereka di darat," terang Dr Jones.

Aliran nutrisi tersebut ketika meresap kembali ke perairan di sekitarnya kemudian bisa mendukung pertumbuhan karang, memperkuat biomassa ikan, serta meningkatkan ketahanan ekosistem laut terhadap dampak perubahan iklim.

Melansir Earth, Senin (3/11/2025) sayangnya, meski pengaruhnya sangat besar, hampir sepertiga spesies burung laut menghadapi risiko kepunahan.

Baca juga: Panas Ekstrem Membunuh Burung Tropis, Bikin Populasinya Anjlok

Pulau-pulau tempat sebagian besar bersarang termasuk di antara titik panas keanekaragaman hayati yang paling rentan di Bumi. Belum lagi, pemangsa invasif, tangkapan sampingan, pergeseran mangsa, plastik, dan penyakit semuanya telah mengikis populasi yang membutuhkan ribuan tahun untuk terbentuk.

“Burung laut memengaruhi ekosistem dalam skala spasial yang luas, namun banyak dampaknya terhadap laut masih kurang dipelajari,” kata rekan penulis Casey Benkwitt dari Universitas Lancaster.

“Makalah ini mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan utama dan menyerukan penelitian yang lebih terintegrasi untuk memahami bagaimana burung laut mendukung fungsi ekosistem dari punggung bukit hingga terumbu karang,” paparnya lagi.

Dan kini, kita memiliki ilmu pengetahuan untuk menunjukkan bahwa restorasi burung laut merupakan salah satu alat paling efektif untuk pemulihan ekosistem.

"Dengan menghilangkan spesies invasif dan menghubungkan kembali aliran nutrisi, kita dapat memulihkan sistem kepulauan dan kelautan dalam skala besar serta memberikan manfaat jangka panjang bagi keanekaragaman hayati," ungkap Stephanie Borrelle, Koordinator Regional Kelautan dan Pasifik di BirdLife International.

Metode yang teruji antara lain, membasmi tikus, kucing, dan predator invasif lainnya yang merusak koloni. Selain itu, gunakan daya tarik sosial untuk memikat burung kembali dan memindahkan anak burung ke tempat yang dibutuhkan.

Ketika burung laut kembali, jalur nutrisi dimulai kembali, dan pulau serta perairan di sekitarnya merespons.

Teknologi yang sedang berkembang pun memperluas jangkauan intervensi ini.

Baca juga: Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata

Misalnya, penginderaan jarak jauh dapat mendeteksi penghijauan vegetasi di sekitar koloni.

Selain itu ekoakustik dapat memantau aktivitas koloni tanpa kehadiran manusia yang konstan. DNA lingkungan di tanah, air, atau bahkan udara dapat menandai kembalinya spesies dan memetakan perubahan dalam jaring makanan dari waktu ke waktu.

Bersama-sama, perangkat-perangkat ini memungkinkan tim untuk melacak bagaimana jalur nutrisi kembali terbentuk seiring pemulihan kondisi burung. Hal ini memberikan umpan balik yang berharga untuk pengelolaan adaptif pada skala yang sesuai dengan jangkauan burung laut.

Memahami bagaimana burung laut mendukung ekosistem yang diandalkan manusia, mulai dari perikanan hingga perlindungan pesisir, sangatlah penting. Berinvestasi dalam restorasi burung laut dapat memberikan manfaat besar bagi ekosistem dan masyarakat pesisir.

Penelitian ini dipublikasikan di Nature Reviews Biodiversity.

Baca juga: Perdagangan Puluhan Burung Junai Emas Dibongkar, Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau