KOMPAS.com - Perubahan iklim telah menjadi risiko finansial langsung bagi sektor swasta.
Perusahaan-perusahaan besar memperkirakan bahwa mereka akan kehilangan 420 miliar dolar AS selama beberapa tahun mendatang akibat dampak cuaca ekstrem.
Sementara dalam jangka panjang, mereka memperkirakan risiko sebesar 650 miliar dolar AS akibat ancaman iklim kronis seperti kelangkaan air dan kenaikan permukaan air laut.
Itu merupakan dua temuan utama dari penelitian terbaru CDP berdasarkan dari analisis mendalam terhadap data lingkungan yang dilaporkan sendiri oleh lebih dari 24.000 perusahaan melalui platform pelaporan global CDP.
Baca juga: Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
CDP menekankan bahwa saat ini perlu meminimalkan dan mengatasi risiko-risiko tersebut dengan biaya terjangkau.
Diperkirakan bahwa mitigasi risiko akut (420 miliar dolar AS) dapat dicapai dengan investasi sebesar 80 juta dolar AS.
Sekitar setengah dari investasi itu perlu dialokasikan untuk infrastruktur. Sisanya akan mendukung pengembangan keterampilan dan solusi berbasis teknologi.
Namun, melansir Edie, Jumat (14/11/2025) tanggung jawab aksi iklim tidak hanya dibebankan oleh perusahaan saja. Seberapa cepat mereka dapat bergerak dalam dekarbonisasi dan adaptasi iklim sangat bergantung pada tindakan yang diambil oleh pemerintah.
Hal yang sama berlaku untuk tindakan iklim pada tingkat lokal yang melaporkan melalui CDP.
Sepertiga di antaranya mengatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi target iklim tanpa sinyal kebijakan nasional yang lebih jelas dan/atau pendanaan tambahan.
CDP berpendapat bahwa pemerintah, pada umumnya, masih memperlakukan dekarbonisasi, adaptasi iklim, alam dan penggurunan sebagai isu yang terpisah.
Hal ini mencegah pendekatan sistemik yang memadai untuk meningkatkan skala pendanaan dan pengembangan kapasitas untuk tindakan-tindakan dengan berbagai manfaat bersama.
Ada peluang bagi negara-negara untuk mengatasi kesenjangan ini dalam rencana baru mereka untuk mencapai Perjanjian Paris, yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC).
Baca juga: Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Sekitar 110 dari 190+ negara yang berpartisipasi dalam proses iklim PBB telah menyerahkan NDC yang diperbarui tahun ini.
Upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas misalnya, dengan membangun mekanisme pelacakan untuk kemajuan di tingkat nasional.
“Masih ada waktu untuk mencapai tujuan iklim global, tetapi transisi tidak akan terjadi tanpa pendanaan, dan pendanaan tidak akan berjalan tanpa kepercayaan. Data adalah pilar yang hilang dalam menghubungkan kebijakan dengan modal,” papar CEO CDP, Sherry Madera.
Baca juga: 3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya