Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru

Kompas.com, 5 November 2025, 15:02 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan makanan dan kemasan global berinisiatif untuk bekerja sama mengurangi penggunaan plastik serta mendesak adanya peraturan baru.

Hal tersebut terungkap dalam laporan 2030 Plastics Agenda for Business yang diterbitkan oleh Ellen MacArthur Foundation.

Janji dan dorongan untuk memberlakukan regulasi ini muncul setelah perundingan plastik PBB di Jenewa pada Agustus 2025 lalu gagal mencapai kesepakatan global yang mengikat untuk mengatasi krisis plastik.

Kegagalan mencapai kesepakatan dalam perundingan plastik PBB ini memang meredupkan harapan untuk mengatasi sumber utama polusi.

Banyak pihak yang mendukung pembatasan plastik juga menjadi pesimis, di tambah lagi terjadi perubahan kebijakan di AS yang menjadi hambatan signifikan terhadap upaya global untuk mencapai perjanjian yang efektif.

Aliansi korporasi yang bekerja untuk mengatasi perubahan iklim kini berada di bawah tekanan. Sumbernya adalah pemerintah AS yang membongkar atau menghapus berbagai inisiatif perlindungan iklim.

Baca juga: BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu

Kebijakan anti-ESG dan penarikan dukungan dari inisiatif iklim membuat komitmen perusahaan menjadi sulit dan berisiko secara politik dan hukum.

Kendati demikian, laporan 2030 Plastics Agenda for Business yang diterbitkan oleh Ellen MacArthur Foundation dapat memberikan sedikit alasan bagi para pendukung keberlanjutan untuk merasa optimis.

“Sangat menggembirakan melihat perusahaan multinasional secara terbuka berkomitmen kembali pada isu plastik, tetapi kredibilitas sekarang bergantung pada bukti, bukan janji baru,” kata Kelly Cooper, konsultan keberlanjutan dan salah satu penulis studi Harvard tentang dampak pergeseran politik terhadap keberlanjutan korporasi, dikutip dari Reuters, Rabu (5/11/2025).

Sementara itu menurut Rob Opsomer, pemimpin eksekutif untuk plastik di Ellen MacArthur Foundation perusahaan mungkin tidak terlalu bersemangat untuk menggembar-gemborkan pekerjaan keberlanjutan mereka.

Namun, para penanda tangan komitmen global tersebut yang menyumbang sekitar 20 persen dari kemasan plastik di seluruh dunia, telah melipatgandakan tiga kali lipat penggunaan konten daur ulang mereka antara tahun 2018 dan 2024, jauh melampaui pasar global.

"Komitmen yang menyerukan tindakan kolaboratif antar perusahaan, penting untuk mendorong kemajuan dan menunjukkan kepada pembuat kebijakan selama lima tahun ke depan bahwa solusi dapat ditingkatkan dan bahwa pasar siap untuk regulasi yang efektif," kata Opsomer.

Baca juga: Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau