KOMPAS.com - Perusahaan makanan dan kemasan global berinisiatif untuk bekerja sama mengurangi penggunaan plastik serta mendesak adanya peraturan baru.
Hal tersebut terungkap dalam laporan 2030 Plastics Agenda for Business yang diterbitkan oleh Ellen MacArthur Foundation.
Janji dan dorongan untuk memberlakukan regulasi ini muncul setelah perundingan plastik PBB di Jenewa pada Agustus 2025 lalu gagal mencapai kesepakatan global yang mengikat untuk mengatasi krisis plastik.
Kegagalan mencapai kesepakatan dalam perundingan plastik PBB ini memang meredupkan harapan untuk mengatasi sumber utama polusi.
Banyak pihak yang mendukung pembatasan plastik juga menjadi pesimis, di tambah lagi terjadi perubahan kebijakan di AS yang menjadi hambatan signifikan terhadap upaya global untuk mencapai perjanjian yang efektif.
Aliansi korporasi yang bekerja untuk mengatasi perubahan iklim kini berada di bawah tekanan. Sumbernya adalah pemerintah AS yang membongkar atau menghapus berbagai inisiatif perlindungan iklim.
Baca juga: BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
Kebijakan anti-ESG dan penarikan dukungan dari inisiatif iklim membuat komitmen perusahaan menjadi sulit dan berisiko secara politik dan hukum.
Kendati demikian, laporan 2030 Plastics Agenda for Business yang diterbitkan oleh Ellen MacArthur Foundation dapat memberikan sedikit alasan bagi para pendukung keberlanjutan untuk merasa optimis.
“Sangat menggembirakan melihat perusahaan multinasional secara terbuka berkomitmen kembali pada isu plastik, tetapi kredibilitas sekarang bergantung pada bukti, bukan janji baru,” kata Kelly Cooper, konsultan keberlanjutan dan salah satu penulis studi Harvard tentang dampak pergeseran politik terhadap keberlanjutan korporasi, dikutip dari Reuters, Rabu (5/11/2025).
Sementara itu menurut Rob Opsomer, pemimpin eksekutif untuk plastik di Ellen MacArthur Foundation perusahaan mungkin tidak terlalu bersemangat untuk menggembar-gemborkan pekerjaan keberlanjutan mereka.
Namun, para penanda tangan komitmen global tersebut yang menyumbang sekitar 20 persen dari kemasan plastik di seluruh dunia, telah melipatgandakan tiga kali lipat penggunaan konten daur ulang mereka antara tahun 2018 dan 2024, jauh melampaui pasar global.
"Komitmen yang menyerukan tindakan kolaboratif antar perusahaan, penting untuk mendorong kemajuan dan menunjukkan kepada pembuat kebijakan selama lima tahun ke depan bahwa solusi dapat ditingkatkan dan bahwa pasar siap untuk regulasi yang efektif," kata Opsomer.
Baca juga: Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya