KOMPAS.com - Sekelompok filantropi yang tergabung dalam Climate and Health Funders Coalition menginvestasikan 300 juta dolar AS untuk mengembangkan solusi penyelamat jiwa seiring dengan terus meningkatnya suhu global.
Komitmen tersebut disampaikan dalam COP30 di Belem, Brasil.
Sebagai informasi, setiap tahun lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyebab yang berhubungan dengan panas.
Namun, tak hanya itu saja. Dana sebesar 300 juta dolar AS ini nantinya akan digunakan untuk penelitian dan investasi strategis untuk memerangi ancaman kesehatan yang paling diperburuk oleh perubahan iklim lainnya yakni polusi udara dan juga penyakit menular.
"Kami berkomitmen untuk menggunakan dana 300 juta dolar AS tersebut untuk berinovasi dan mengambil risiko pada solusi kesehatan iklim yang baru," kata Estelle Willie, direktur kebijakan dan komunikasi kesehatan di The Rockefeller Foundation, salah satu penyandang dana.
Baca juga: Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Secara terpisah, tuan rumah COP30 Brasil meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut Belem Health Action Plan untuk mendorong negara-negara memantau dan mengoordinasikan kebijakan kesehatan terkait iklim di berbagai kementerian dan departemen mereka.
Inisiatif kesehatan dan kebijakan yang dipimpin oleh Brasil adalah bagian dari strategi yang lebih besar di COP30 yang bertujuan untuk mengalihkan fokus dari hanya mitigasi ke penguatan kapasitas negara-negara untuk menghadapi dan bertahan hidup dari dampak fisik krisis iklim yang semakin parah.
Melansir Channel News Asia, Jumat (14/11/2025) dana 300 juta dolar AS yang baru dijanjikan tersebut menambah 1 miliar dolar AS hingga 2 miliar dolar AS uang publik yang dihabiskan untuk meneliti dampak kesehatan terkait iklim, menurut sebuah studi tahun 2023 dalam jurnal PLOS.
Kendati demikian, para ahli mengatakan masih banyak yang dibutuhkan.
"Kemajuan di bidang kesehatan sedang menurun. Kita telah meraih kemenangan yang sulit di bidang kesehatan melalui teknologi, melalui sistem kesehatan global. Namun, perubahan iklim benar-benar memperburuk setiap masalah dan kesehatan global saat ini,” kata Willie.
Sebuah laporan bulan Oktober di jurnal ilmiah The Lancet memperkirakan jumlah kematian tahunan akibat penyebab terkait panas yang diperburuk oleh perubahan iklim mencapai hampir 550.000.
Badan-badan PBB pada bulan Agustus memperkirakan bahwa sekitar separuh populasi dunia, atau lebih dari 3,3 miliar orang, sudah berjuang melawan meningkatnya suhu panas.
Baca juga: Studi: Pembakaran Bahan Bakar Fosil Ancam Kesehatan 1,6 Miliar Orang
Sementara, sebanyak 150.000 kematian tahunan lainnya dapat dikaitkan dengan polusi udara, seringkali akibat pembakaran bahan bakar fosil tetapi juga akibat kebakaran hutan yang semakin parah, menurut laporan tersebut, sementara beberapa penyakit menular juga meningkat.
Kasus demam berdarah yang dilaporkan juga meningkat 49 persen sejak tahun 1950an.
"Peringatan dari para ilmuwan tentang perubahan iklim telah menjadi kenyataan. Dan jelas bahwa tidak semua orang terdampak secara setara," kata John-Arne Røttingen, kepala eksekutif Wellcome Trust, penyandang dana lainnya.
Yang paling rentan adalah anak-anak, ibu hamil, lansia, dan pekerja luar ruangan, bersama dengan komunitas-komunitas dengan sumber daya paling sedikit untuk merespons.
Pendana lain dalam Climate and Health Funders Coalition yang baru diumumkan antara lain Gates Foundation, Bloomberg Philanthropies, dan IKEA Foundation. Sebanyak 27 lembaga filantropi lainnya telah menandatangani, tetapi belum berkomitmen untuk memberikan dana.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya