Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG

Kompas.com, 8 Desember 2025, 18:35 WIB
Monika Novena,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Pasar pendanaan berkelanjutan (ESG) di Asia Tenggara disebut mengalami lonjakan pertumbuhan pada kuartal ketiga 2025. Hal itu dinilai memberi sinyal pemulihan kepercayaan pada pendanaan keberlanjutan di wilayah tersebut.

Hasil dari obligasi ESG naik 73,1 persen menjadi 9,1 miliar dollar Amerika Serikat (AS), dari yang sebelumnya hanya 5,3 miliar dollar AS tahun 2024, menurut data LSEG.

Baca juga:

Penerbitan pinjaman ESG juga mengalami peningkatan, tepatnya meningkat 33,3 persen menjadi 14,8 miliar dollar AS dari 11,1 miliar dollar AS pada periode yang sama.

Menurut para analis, lonjakan ini mencerminkan kembalinya penerbit obligasi untuk melanjutkan rencana pendanaan mereka yang sebelumnya ditunda akibat ketidakpastian dan tantangan ekonomi makro yang kompleks.

Dilansir dari Know ESG, Senin (8/12/2025), Sustainability Chief OCBC, Jeong Yoonmee mencatat bahwa para penerbit mengambil pendekatan "wait and see" pada paruh pertama tahun ini, tapi kemudian melanjutkan aktivitas seiring dengan membaiknya kejelasan.

Ia menambahkan, momentum seputar transisi energi di wilayah ini tetap kuat, meskipun ambisi iklim global sedang goyah.

Baca juga: DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan

Penerbitan obligasi ESG Asia Tenggara terhadap tren global

Penerbitan obligasi di seluruh dunia turun 3,8 persen menjadi 198,2 miliar dollar AS pada Triwulan III 2025, sedangkan wilayah Asia-Pasifik, kecuali Jepang, mengalami kenaikan moderat sebesar 5,5 persen.

Kepala solusi berkelanjutan ING untuk Asia-Pasifik, Martijn Hoogerwerf mengatakan, fluktuasi dari kuartal ke kuartal merupakan hal yang umum karena jadwal penerbit.

Max Thomas dari HSBC menambahkan, banyak penerbit menunda rencana mereka hingga Triwulan III menyusul volatilitas yang didorong oleh tarif pada Triwulan II.

Pada bulan Oktober, total penerbitan obligasi ESG telah mencapai level tahun 2024, didukung oleh kebutuhan pra-pendanaan penerbit untuk tahun 2026.

Singapura adalah pemimpin yang jelas dalam pendanaan ESG di Asia. Pertumbuhan ini didukung oleh tren yang lebih luas di Asia yaitu kesediaan untuk menerbitkan obligasi ESG menggunakan mata uang lokal, langkah yang penting untuk mematangkan dan menstabilkan pasar tersebut.

Para pengamat memperkirakan lebih banyak aktivitas pada tahun 2026, terutama dari penerbit yang memiliki kerangka kerja pendanaan berkelanjutan yang sudah mapan.

Baca juga: Survei Morgan Stanley: 80 Persen Investor Siap Tambah Alokasi Investasi Berkelanjutan

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau