Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?

Kompas.com, 10 Desember 2025, 11:35 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Tahun 2025 diperkirakan menjadi salah satu tahun terpanas dalam sejarah modern. Pemanasan global dinilai terus meningkat dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. 

Laporan terbaru dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus (Copernicus Climate Change Service atau C3S) menunjukkan, tahun 2025 hampir pasti berada di posisi kedua atau ketiga sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat.

Baca juga:

"Tahun 2025 hampir pasti akan menjadi tahun terpanas kedua atau ketiga sepanjang sejarah," tulis badan pemantau iklim Uni Eropa (UE) itu, dilansir dari Antara dan Xinhua, Selasa (9/12/2025).

Kenaikan suhu global menyamai tahun 2023

Dari Januari hingga November 2025, suhu rata-rata global tercatat 1,48 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.

Angka tersebut sama dengan rata-rata sepanjang tahun 2023, yang saat ini tercatat sebagai tahun terpanas kedua setelah 2024, menurut C3S.

Artinya, dua tahun berbeda saat ini menunjukkan pola pemanasan yang identik dan konsisten.

C3S juga menyatakan, periode 2023 hingga 2025 kemungkinan besar akan menjadi periode tiga tahun pertama dalam sejarah yang secara rata-rata melewati ambang 1,5 derajat celsius.

Meskipun tahun 2025 mungkin belum sepenuhnya mencapai angka itu, tren selama tiga tahun terakhir jelas memperlihatkan percepatan pemanasan global.

November 2025 termasuk November terpanas

Tahun 2025 diprediksi termasuk tahun terpanas sepanjang sejarah. Simak selengkapnya.freepik Tahun 2025 diprediksi termasuk tahun terpanas sepanjang sejarah. Simak selengkapnya.

Pada bulan November 2025 saja, suhu rata-rata udara permukaan global mencapai 14,02 derajat celsius. Angka tersebut hanya sedikit lebih rendah dibanding November 2023 yang memegang rekor, dan lebih rendah tipis dibanding November 2024.

Menurut data C3S, November 2025 menempati peringkat ketiga sebagai November terpanas sepanjang catatan sejarah iklim dunia.

Data ini menunjukkan, perubahan iklim tidak hanya muncul dalam pola tahunan, tapi juga per bulan. Setiap bulan saat ini mendekati atau melewati rekor yang sebelumnya dianggap ekstrem.

Kepala Strategi Iklim di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa, Samantha Burgess menyampaikan peringatan.

"Pencapaian-pencapaian ini bukanlah hal yang abstrak, mereka mencerminkan percepatan laju perubahan iklim, dan satu-satunya cara untuk mengurangi kenaikan suhu di masa depan adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara cepat," ucap Burgess. 

Baca juga:

Tahun 2025 diprediksi termasuk tahun terpanas sepanjang sejarah. Simak selengkapnya.Freepik/wirestock Tahun 2025 diprediksi termasuk tahun terpanas sepanjang sejarah. Simak selengkapnya.

Suhu permukaan laut juga menunjukkan tren peningkatan. Pada November 2025, suhu laut dari garis lintang 60 derajat selatan hingga 60 derajat utara tercatat mencapai 20,42 derajat celsius. 

Suhu tersebut adalah suhu tertinggi keempat untuk bulan November sepanjang sejarah pengukuran.

Baca juga:

Es laut terus menyusut

Krisis juga terlihat di wilayah kutub. Menurut C3S, es laut Arktik pada November 2025 tercatat 12 persen di bawah rata-rata, level terendah kedua untuk bulan November sepanjang sejarah.

Sementara itu, es laut Antarktika tercatat tujuh persen di bawah rata-rata, level terendah keempat untuk November.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Pemerintah
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Pemerintah
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau