Salah satu tantangan terbesar koperasi hijau adalah akses pembiayaan. Maka dari itu, Rumah Energi mendorong model pendampingan terpadu yang melibatkan BRI, PNM, LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir), dan kampus.
BRI dan bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) bisa mengembangkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) hijau koperasi yang tidak hanya memberi pinjaman, tapi juga mendampingi model bisnis dan analisis risiko.
Selama ini, koperasi simpan pinjam sebenarnya sudah terbiasa menyalurkan kredit kecil untuk anggota. Skema ini bisa dipakai untuk instalasi panel surya rumah tangga, biodigester biogas, mikrohidro skala komunitas, serta teknologi ramah lingkungan lain.
Data program Biogas Rumah (BIRU) menunjukkan, baru 152 koperasi dari 127.846 koperasi yang sudah menjalankan aksi iklim. Meski kecil, koperasi pionir itu mampu menyalurkan pembiayaan energi terbarukan dan mendukung pertanian cerdas iklim.
Baca juga:
Rumah Energi menyampaikan, fragmentasi kebijakan masih menjadi masalah. Banyak regulasi berjalan sendiri-sendiri antara Kementerian Koperasi, Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral), Kementerian Desa, dan Kementerian Keuangan. Tanpa harmonisasi, peluang kebijakan tidak dimanfaatkan optimal.
Oleh sebab itu, political will lembaga pusat dan daerah sangat penting agar rekomendasi koperasi hijau bisa menjadi rujukan lintas kementerian.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya