Penulis
Desa Serangan terletak di pulau kecil di wilayah Denpasar Selatan. Populasi penduduknya sekitar 4.080 orang yang terbagi menjadi enam banjar, yang mayoritas warganya beragama Hindu; dan Kampung Bugis, yang sebagian besar warganya beragama Islam.
Desa ini dipilih sebagai lokasi proyek mewujudkan Desa Hidrogen Hijau karena sesuai dengan kondisi lingkungan Pulau Dewata, utamanya wilayah pesisir. Infrastruktur komunitas dan dinamika keharmonisan antar-penduduk pun dinilai tetap baik.
Salah satu cara memperkenalkan teknologi bersih adalah lewat anak-anak, dengan membuatnya menarik.
Lab Expert - Design Research dari Fab Lab Bali, Tafia Sabila menuturkan, awalnya mereka mengadakan workshop (lokakarya) membuat pengusir burung di sawah untuk anak-anak. Cara tersebut sekaligus mengajari mereka tentang lampu bertenaga angin.
Baca juga: Hidrogen Hijau Jadi Solusi Dekarbonisasi Industri di Negara Berkembang
Lab Expert - Design Research Fab Lab Bali, Tafia Sabila di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group."Habis itu, Pak Kaling (Kepala Lingkungan) kayak ngelihat, 'Oh, kalian ternyata bisa buat kayak gini. Saya sebenarnya ada problem (masalah) lho'," ucap Tafia.
Kaling tersebut, lanjut Tafia, menceritakan masalah penerangan yang dialami para nelayan ketika mencari udang dari pukul 12.00 Wita sampai 04.00 Wita.
Dari situlah Tafia dan tim memahami bahwa hal tersebut merupakan masalah umum yang dialami para nelayan di Desa Serangan.
"Mereka ada yang sudah coba sendiri, cuma kayak belum terlalu tahu caranya gimana membuat lebih efisien dan di situ kita akhirnya, 'Oke, berarti ini bisa kita jadiin project (proyek), gimana kalau kita kolaborasi'," jelas Tafia.
Inovasi yang mereka lakukan pun berakar dari masalah yang dialami warga. Generator Hidrogen Biaya Rendah untuk Memasak, misalnya, bisa menjadi alternatif ke depannya karena penduduk Desa Serangan terkadang kesulitan memperoleh LPG.
Baca juga: Uni Eropa Hibahkan Dana 1 Miliar Dolar AS untuk Hidrogen Terbarukan
Salah satu peserta workshop di Desa Utak Atik di Desa Serangan, Bali, pada Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.Pameran Desa Utak Atik tak hanya diisi pameran inovasi, tapi juga workshop untuk anak-anak sehingga mereka bisa belajar dan bereksperimen dengan teknologi.
Bersama seorang maker, Anak Agung Duwi Arsana, anak-anak tersebut belajar merangkai lampu kinetik dan mobil mainan bertenaga surya.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com saat workshop, anak-anak tersebut terlihat asyik berkutat dengan perlengkapan di hadapan mereka. Bahkan, mereka tak ragu menguji coba hasil workshop tersebut baik di dalam area Banjar Tengah maupun di luar.
Maker asal Bali, Anak Agung Duwi Arsana (tengah) saat sesi workshop (lokakarya) drone di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.Selain memperkenalkan teknologi bersih sejak dini, Tafia menambahkan, pihaknya juga mengadakan repair workshop.
"Di repair workshop itu, warga bisa bawa barang mereka yang rusak untuk belajar benerin bersama," tutur Tafia
Dari workshop tersebut, diharapkan warga tak langsung membeli baru jika ada barang-barang mereka yang rusak, sekaligus membuat mereka berdaya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya