Setelah dua bulan, para peneliti menemukan, biofilm yang terbentuk pada mikroplastik membawa lebih banyak gen dari bakteri resisten obat dibanding kayu atau kaca.
Patogen berbahaya, termasuk Flavobacteriia dan Sphingobacteriia, juga lebih umum ditemukan pada mikroplastik di hilir rumah sakit dan instalasi pengolahan air limbah, di mana bakteri tersebut tidak terlalu melimpah di dalam air.
Ahli mikrobiologi dari University of Exeter, Aimee Murray menuturkan, penelitian ini menunjukkan bahwa mikroplastik bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga dapat berperan dalam penyebaran resistensi antimikroba.
"Inilah mengapa kita membutuhkan strategi lintas sektoral yang terintegrasi untuk mengatasi polusi mikroplastik dan melindungi lingkungan serta kesehatan manusia," kata Murray.
Baca juga: Menteri LH: Bagaimana Tidak Hujan Mikroplastik, Semua Sampah Ditumpuk
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya