Manager Investor Relations Coomunication dan Engagement Pertamina, Zainal Abidin menelaskan perbedaan tugas IR dan public relations (PR). Koordinasi antara tim IR dan PR perlu dilakukan secara intens, mengingat investor sering kali merujuk pada informasi yang muncul di media massa.
Bedanya, IR dituntut investor memberikan informasi dan analisis yang lebih mendalam, termasuk merinci angka-angka.
Sebagai seorang yang telah lama bergelut di bidang kedua profesi tersebut, Abidin menggarisbawahi perbedaan mencolok dari narasi yang diceritakan PR dan IR. Sebab, audiens yang diurus IR dan PR berbeda.
Di hadapan wartawan, PR dapat berbicara dengan narasi normatif saat menanggapi kasus atau insiden tertentu. Misalnya, dalam kasus pembakaran atau insiden tertentu, PR bisa menyatakan bahwa perusahaannya akan menelusuri penyebab kebakaran, menyampaikan kepedulian terhadap nasib korban, atau retorika lain terkait upaya yang telah dilakukan.
Sementara itu, IR tidak bisa hanya berhanti sampai di situ.
"Karena investor akan meminta angka, apakah kalian akan di-cover asuransi? Berapa nilai polis kalian? Yang ini tidak mungkin diceritakan lewat public channel (kanal publik) teman-teman PR. Itu salah satu yang sangat membedakan," jelas Abidin dalam Launcing & Bedah Buku Road to Trust; Investor Relations House; Strategi Pertamina Membangun Relasi Solid Dengan Investor di Jakarta Pusat.
Diketahui, IR mempunyai fungsi strategis dalam mengintegrasikan disiplin keuangan dan komunikasi untuk membangun pemahaman pasar dan mencapai penilaian yang fair (National Investor Relations Institute/NIRI).
Ekosistem IR bekerja bak sistem dan saraf korporasi, menghubungkan pusat strategi dengan denyut pasar dan menyelaraskan komunikasi di antara berbagai simpul internal dan eksternal.
Baca juga:
Di dalam buku Road to Trust; Investor Relations House, Juferson Victor Mangempis dan penulis lainnya memaparkan pengalaman bagaimana IR menjadi motor penggerak implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance) di Pertamina.
Di tengah tren ESG di tingkat global, investor mulai menuntut Pertamina mengimplementasikannya.
Pertamina membentuk organisasi ESG Management Traction pada 2020, dengan VP IR sebagai project leader. Hasilnya, skor ESG Pertamina membaik berdasarkan unsolicited rating oleh Sustainalytics, dari 41,6 (severe risk level), menjadi 28,1 (medium risk level).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya