KOMPAS.com - Jika tak ada intervensi, diperkirakan 1,8 juta kematian dini akibat polusi udara akan terjadi pada tahun 2060, menurut Clean Air Asia. Kok bisa?
Sebagai informasi, nilai beban emisi diprediksi meningkat hingga lebih dari 160.000 metrik tonnes (MT) pada tahun 2060, jika pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor terjadi tanpa adanya intervensi.
Baca juga:
Berdasarkan permodelan skenario Business as Usual (BaU) tersebut, konsentrasi PM2.5 (partikel polutan berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron) dari sektor transportasi di Indonesia tahun 2060 diproyeksikan mencapai 85 µg/m³ (mikrogram per meter kubik), jauh melampaui ambang batas WHO.
Dalam skenario BaU, proporsi dampak kesehatan akibat polusi udara meningkat secara konsisten, dari 11 persen pada 2023, menjadi 46 persen dari total keseluruhan kasus tahun 2060. Alhasil, hampir satu dari dua kasus kesehatan pada tahun 2060 disebabkan oleh paparan PM2.5.
Clean Air Asia proyeksikan 1,8 juta kematian dini akibat polusi udara pada 2060 jika tak ada intervensi.Menurut skenario BaU tersebut, diperkirakan akan terjadi 1,8 juta kematian dini akibat polusi udara pada 2060.
Skenario BaU juga menunjukkan peningkatan proporsi risiko kematian per 100.000 penduduk yang cukup signifikan, dari 280 jiwa pada tahun 2023, menjadi lebih dari 1.700 jiwa tahun 2060.
"Ini konsekuensi langsung dari status quo kan, memang menjadi signifikan ya. Mungkin, sebagai bayangan saja, 85 µg/m³ itu seperti apa? Nah, di Jakarta itu tahun ini dan tahun lalu itu rata-rata 39 µg/m³. Nah, ini dua kali lipatnya. Jadi akan lebih buruk," ujar Direktur Clean Air Asia, Ririn Radiawati Kusuma dalam webinar, Kamis (18/12/2025).
Kematian akibat polusi udara menimbulkan berbagai konsekuensi. Jika yang meninggal dunia adalah tulang punggung keluarga, negara perlu turun tangan dengan memberikan subsidi untuk mengganti pendapatan sehari-hari.
"Jadi, ada multiplier effect dari situ," tutur Ririn.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya