Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2024, 23:40 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut anggaran untuk perubahan iklim di Indonesia masih rendah.

Dia menyampaikan, anggaran untuk krisis iklim di Indonesia jauh dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Cak Imin menyampaikan hal tersebut dalam debat cawapres yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) malam.

Baca juga: Ketiga Cawapres Tak Kupas Dampak Perubahan Iklim terhadap Produksi Pangan

"Kita melihat krisis iklim tidak diatasi serius. Bahkan ditunjukkan anggarannya jauh di bawah sektor-sektor lainnya," kata Cak Imin.

Dia menilai, upaya mengatasi krisis iklim harus dimulai dengan etika pembangunan yang seimbang antara manusia dan alam.

"Pembangunan nasional harus beranjak pada keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antargenerasi, keadilan agraria, dan keadilan sosial," tuturnya.

Cak Imin juga mengkritik rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang tidak menjawab akar masalah krisis iklim.

Baca juga: Waspadai Misinformasi Perubahan Iklim di YouTube, Pembuatnya Punya Strategi Baru

Dari pernyataan Cak Imin tersebut, apakah betul anggaran perubahan iklim Indonesia tergolong rendah?

Selama 2018 hingga 2022, pemerintah mengalokasikan anggaran perubahan iklim sebesar Rp 307,94 triliun.

Artinya, setiap tahun pemerintah mengalokasikan anggaran perubahan iklim rata-rata sebesar Rp 102,65 triliun per tahun.

Anggaran tersebut baru sebesar 4,3 persen dalam APBN, sebagaimana dikutip dari Laporan Anggaran Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2018-2020.

Baca juga: Pengelola Mal Berharap Capres Terpilih Bisa Bikin Iklim Usaha yang Kondusif

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, alokasi anggaran untuk iklim pada 2016-2021 terbagi untuk mitigasi 74 persen dan adaptasi 26 persen.mp.im/plus6

Di sisi lain, Menurut World Bank (2022), alokasi anggaran penanganan perubahan iklim dalam APBN masih relatif kecil.

Alokasi tersebut masik kecil dibandingkan dengan kebutuhan untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).

Indonesia membutuhkan pendanaan rata-rata dalam setahun sebesar Rp 266,3 triliun sampai dengan tahun 2030 untuk mencapai NDC.

Baca juga: Krisis Iklim Picu Kepunahan Kera Besar Lebih dari 200.000 Tahun Lalu

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Habis Pesta HUT TNI di Monas, 2.100 Petugas Angkut 126,6 Ton Sampah
Habis Pesta HUT TNI di Monas, 2.100 Petugas Angkut 126,6 Ton Sampah
Pemerintah
Investor Desak Uni Eropa Segera Terapkan Aturan Emisi Metana
Investor Desak Uni Eropa Segera Terapkan Aturan Emisi Metana
Swasta
Norwegia Cetak Sejarah, Jadi yang Pertama Kubur Emisi Karbon ke Bawah Laut
Norwegia Cetak Sejarah, Jadi yang Pertama Kubur Emisi Karbon ke Bawah Laut
Pemerintah
Mari Elka Pangestu: 80 Persen Duit Transisi Energi Harus dari Luar APBN
Mari Elka Pangestu: 80 Persen Duit Transisi Energi Harus dari Luar APBN
LSM/Figur
Langkah Mundur Aksi Iklim, Aliansi Perbankan Net-Zero Global Bubar
Langkah Mundur Aksi Iklim, Aliansi Perbankan Net-Zero Global Bubar
Pemerintah
Rombak Pola Makan Global Bisa Selamatkan 15 Juta Jiwa Per Tahun
Rombak Pola Makan Global Bisa Selamatkan 15 Juta Jiwa Per Tahun
Pemerintah
Lindungi Ekosistem TN Gunung Rinjani, Proklim Mart Raih Lestari Awards 2025
Lindungi Ekosistem TN Gunung Rinjani, Proklim Mart Raih Lestari Awards 2025
LSM/Figur
Booming AI dan Pusat Data Picu Peningkatan Polusi PFAS
Booming AI dan Pusat Data Picu Peningkatan Polusi PFAS
Pemerintah
Transisi Energi Barang Siapa Sih? IESR Minta Presiden Tunjuk Komandonya
Transisi Energi Barang Siapa Sih? IESR Minta Presiden Tunjuk Komandonya
LSM/Figur
Di Lestari Summit 2025, Astra Beberkan Komitmen Penguatan Ketahanan Desa
Di Lestari Summit 2025, Astra Beberkan Komitmen Penguatan Ketahanan Desa
BrandzView
Penemu 4G: Perubahan Iklim hingga AI Jadi Tantangan Global Masa Depan
Penemu 4G: Perubahan Iklim hingga AI Jadi Tantangan Global Masa Depan
LSM/Figur
Hiu Paus Terdampar di Bekasi, Warga Kafani sebagai Penghormatan
Hiu Paus Terdampar di Bekasi, Warga Kafani sebagai Penghormatan
LSM/Figur
Asa Akhmad Sobirin, Kembali ke Desa untuk Sejahterakan Petani Nira Kelapa
Asa Akhmad Sobirin, Kembali ke Desa untuk Sejahterakan Petani Nira Kelapa
LSM/Figur
Peringati Hari Sungai Sedunia, PLN dan KLH Gelar Aksi Bersih di DAS Ciliwung
Peringati Hari Sungai Sedunia, PLN dan KLH Gelar Aksi Bersih di DAS Ciliwung
BUMN
Tanamkan Prinsip HAM dalam Bisnis, PT Merdeka Copper Gold Raih Penghargaan Lestari Award 2025
Tanamkan Prinsip HAM dalam Bisnis, PT Merdeka Copper Gold Raih Penghargaan Lestari Award 2025
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau