Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2024, 16:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengusulkan agar pemerintah membentuk Badan Air Nasional.

Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, Selasa (22/4/2024).

"Pemerintah harus membentuk lembaga yang mempunyai kewenangan dan bisa mengintegrasikan seluruh kebijakan hingga membuat strategi pengelolaan air," kata AHY dalam sambutannya.

Menurutnya, lembaga tersebut harus gesit dalam menghadapi fenomena krisis air, mengelola sumber daya air hingga mengatasi egosektoral dan tumpang tindih antar pihak.

Ditemui usai acara, AHY mengatakan, Indonesia akan terus menghadapi tantangan terkait air apabila tidak ada badan khusus yang menangani.

"Saya tidak punya kewenangan, hanya menyampaikan ini di depan forum internasional, sebuah forum akademis yang bisa kita diskusikan dan kalau ada nilai-nilai yang baik kita enggak usah ragu-ragu saling belajar," tutur AHY.

Baca juga: AHY Pastikan Kesiapan Lahan Investasi, Termasuk buat Elon Musk

Pada kesempatan tersebut turut hadir Meteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang sependapat dengan AHY.

Tito mengatakan, jumlah penduduk terus berkembang pesat, diiringi dengan kebutuhan energi yang ikut bertambah.

Menurut Tito, saat ini masalah air di Indonesia ditangani oleh lintas kementerian, namun memiliki batas-batasnya sendiri.

"Apapun yang diambil kebijakan dari presiden atau presiden terpilih nanti, kita akan tentu mendukung," tuntas Tito.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com