Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam WWF 2024, Sandiaga Uno Bicara Soal Wisata Air Berkelanjutan

Kompas.com, 22 Mei 2024, 16:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berbicara pengembangan pariwisata, khususnya wisata air yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, dalam World Water Forum (WWF) ke-10 Bali.

"Tren pariwisata pascapandemi, quantity tourism bergerak menjadi quality tourism dan fokus kepada sustainability (keberlanjutan). Jadi wisata air ini menjadi salah satu yang kita kembangkan," kata Sandiaga dalam konferensi pers "World Water Forum ke-10" di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (20/5/2024).

Berbagai daerah di Indonesia, kata dia, memiliki beragam jenis potensi wisata air. Mulai dari kawasan ekowisata mangrove, sungai, arung jeram, hingga danau. 

Baca juga: Pertemuan Menteri WWF Ke-10 Sepakati 113 Proyek Senilai Rp 150,1 Triliun

Potensi wisata danau, misalnya, Indonesia memiliki 840 danau dengan tipologi yang sangat bervariasi. Bahkan sejumlah danau tersebut telah menjadi atraksi wisata kelas dunia.

Kemenparekraf pun banyak mendukung pelaksanaan event pariwisata yang berlangsung di danau, seperti di Danau Toba dengan F1 Powerboat dan Aquabike Indonesia Championship 2024.

Ada juga wisata sungai seperti di Kuansing (Kuantan Singingi) yang memiliki Festival Pacu Jalur. 

Dalam keterlibatannya di WWF ke-10, Sandiaga menyebut beberapa isu terkait pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan ikut dibahas, sebagai upaya menjaga warisan dari alam untuk masa depan. 

Dia mengharapkan WWF ini akan mengangkat aspek keanakmudaan seperti carbon offset, dan survei dampak event MICE kepada green tourism atau blue economy.

"Ini adalah bagian dari semangat kita untuk memastikan bahwa kita menjaga warisan dari alam yang dititipkan kepada kita untuk masa depan," paparnya. 

Perlu kolaborasi

Melalui kepemimpinan Indonesia dalam penyelenggaraan WWF ke-10, Ia berharap adanya kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya air, salah satunya pengembangan potensi wisata air. 

Baca juga: Dukungan All Out Pertamina bagi WWF Ke-10 Bali, Ini Rinciannya

"Presiden (Joko Widodo) di acara pembukaan World Water Forum menyampaikan pentingnya kolaborasi. Kita harapkan kolaborasi ini akan menghadirkan lebih banyak wisata berbasis air," kata Sandiaga.

Ia juga memastikan keterlibatan anak muda menjadi hal yang penting dalam pengembangan wisata ramah lingkungan serta berkelanjutan.

"Kami berharap WWF 2024 dapat memberikan manfaat bagi para peserta yang hadir baik stakeholder, industri pariwisata, dan pemerintah daerah terkait. Semoga wisata air di Indonesia lebih optimal dan berkelanjutan sehingga memiliki daya saing global," ujarnya. 

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, Masruroh, mengatakan saat ini pihaknya sedang menghitung dampak ekonomi dan lingkungan dari penyelenggaraan event MICE sebesar WWF ke-10. 

"Hampir 40.000 orang dari berbagai negara hadir termasuk Indonesia. Ini berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat dan lingkungan. Maka kita juga melakukan penghitungan jejak karbon yang dikeluarkan dan harus di-offset oleh peserta," pungkas Masruroh.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau