BALI, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan dimulainya rencana proyek hilirisasi industri rumput laut.
Luhut memproyeksikan, nilai ekspor produk turunan dari industri rumput laut dalam negeri bakal mencapai 19 miliar dolar Amerika Serikat atau Rp 303,8 triliun.
"Pak Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono) dalam speech-nya memberi tahu, 2030 dari sini kita bisa ekspor sebesar 19 miliar dolar," sebut Luhut di sela World Water Forum, Bali, Rabu (22/5/2024).
Baca juga: Indonesia Produsen Rumput Laut Terbesar ke-2 Dunia, AGAR Jalin Kemitraan dengan Petani
Saat ini, pabrik pengolahan rumput laut di dalam negeri disebut sudah menghasilkan plastik ramah lingkungan, pupuk, dan makanan.
Kapasitas pabrik-pabrik yang sudah ada bakal ditingkatkan dan masuk dalam proyek strategis nasional.
Pemerintah juga berencana membantu petani untuk mempersingkat waktu panen rumput laut.
Diketahui, petani rumput laut memanen setiap 45 hari sekali. Luhut ingin nantinya panen bisa dilakukan setiap 30 hari.
"Saya kira ada perubahan sangat fundamental di sini, karena rakyat kita itu ada 62 persen tinggal di pesisir. Itu yang Pak Trenggeno, saya, dan tim melihat sebagai peluang untuk mengurangi kemiskinan," sebut Luhut.
Untuk peningkatan produksi, Luhut pun menyebutkan sekitar 600.000 hektar perairan sudah ditanami pada tahun ini. Setiap 100 hektar-nya diklaim bakal menyerap 150 orang.
Baca juga: Rumput Laut Bisa Dijadikan Energi Alternatif
Nantinya, diupayakan bakal ada 1,2 juta hektar perairan ditanami rumput laut yang diharapkan menyerap 1 juta pekerja.
"Menurut saya ini satu terobosan yang selama ini kurang kita perhatikan. Sekarang Pak Jokowi sudah perintahkan saya waktu itu, tapi sekarang baru kelihatan buahnya setelah beberapa lama," ujar Luhut.
Proyek pengembangan industri rumput laut ini telah pula disampaikan Luhut ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Kami laporkan pada Presiden terpilih. Beliau juga dengan cepat respons, karena beliau komitmen untuk meneruskan," sebutnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya