BALI, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri berencana memberikan insentif kepada daerah yang dianggap baik dalam mengelola air.
Insentif ini bakal meniru cara Kementerian Keuangan mengapresiasi daerah yang bisa mengendalikan laju inflasi.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan pada 2023 menyalurkan insentif Rp 340 miliar untuk tiga provinsi, enam kota, dan 25 kabupaten karena dianggap bisa mengendalikan inflasi.
Baca juga: Investasi Pipa Air Minum Kecil, WWF Buka Peluang Bangun Infrastruktur
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian telah mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar untuk insentif ini.
"Kita membuat itu yang kompetitif antardaerah jadi biar mereka saling berlomba untuk me-manage dengan sebaik-baiknya. Nah nanti yang terbaik niasanya kita akan berikan reward yang baik-baik. Yang kurang, yang tidak baik, kita berikan punishment paling enggak gitu loh," kata Tito di sela-sela World Water Forum, Bali, Rabu (22/5/2024).
"Salah satu reward yang biasanya menarik daerah itu adalah kalau diberikan budget tambahan alokasi namanya dana insentif daerah sekarang namanya disebut insentif fiskal," sambung Tito.
Tito menyatakan, nanti bakal didiskusikan lagi jumlah daerah yang mendapat anggaran Rp 100 miliar untuk insentif.
Dia sedang mempertimbangkan dana itu dibagi ke 10 atau 100 daerah.
Teknis pemberian insentif ini juga disebut bakal dibicarakan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Indikator daerah yang layak mendapatkan dana itu pun masih disusun.
Baca juga: Cianjur Masuk Aglomerasi Jakarta karena Menunjang Kebutuhan Air Minum
Pengelolaan air minum di tingkat daerah, pernah dikeluhkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Menurutnya, hanya sekitar 40 persen dari seluruh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang kondisinya sehat.
"Kita punya PDAM tidak banyak yang sehat, mungkin hanya 30 sampai 40 persen dari PDAM seluruh Indonesia yang sehat, yang lainnya masih dalam ICU," sebut Basuki, Selasa (21/5/2024).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya