Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2024, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) menargetkan penurunan rasio penggunaan air atau Water Use Ratio WUR) pada tahun 20230 sebesar 10 persen.

Pada tahun 2023, perusahaan mencatat penurunan WUR sebesar 25 persen dibandingkan tahun 2019, menunjukkan penggunaan air yang lebih efisien untuk setiap liter produk.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia Lucia Karina menuturkan, efisiensi ini dicapai melalui inovasi dan penerapan prinsip reduce, reuse, recycle (3R) dalam proses manufaktur.

Baca juga: 10 Miliar Jiwa Terancam Krisis Tanah dan Air, AHY Usulkan 3 Hal

"Termasuk optimalisasi proses Clean in Place yang mengurangi penggunaan air dan bahan kimia pembersih, serta pendaurulangan air," tutur Karina, Rabu (22/5/2024).

Inisiatif-inisiatif ini merupakan langkah proaktif perusahaan dalam mengelola sumber daya air yang tidak hanya untuk keberlanjutan produksi tetapi juga untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Karena sejatinya, menurut Karina, air adalah kebutuhan mendasar bagi lingkungan, masyarakat, dan proses produksi perusahaan.

Sebagai pengguna besar, Karina mengakui CCEP Indonesia bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya ini secara berkelanjutan, dan melakukannya dengan pendekatan holistik.

Konservasi

Selain meningkatkan efisiensi operasional, CCEP Indonesia juga mengutamakan upaya konservasi air dan sanitasi melalui program Water Sanitation And Hygiene (WASH).

Program terbaru ini akan diresmikan pada 4 Juni 2024 di Desa Kutamaneuh, Kabupaten Karawang.

Program ini menggunakan model WASH yang inovatif, menggabungkan intervensi di bidang air, sanitasi, kebersihan, pengelolaan limbah, dan ketahanan iklim komunitas dalam satu pendekatan terpadu.

Baca juga: Dalam WWF 2024, Sandiaga Uno Bicara Soal Wisata Air Berkelanjutan

Langkah ini memungkinkan penggunaan kembali air limbah domestik yang telah diolah untuk kegiatan berkebun oleh komunitas lokal.

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

Hal ini sesuai dengan komitmen global CCEP untuk mencapai pengembalian air 100 persen setiap tahunnya, termasuk melalui inisiatif untuk komunitas.

Dengan program terbaru, perusahaan berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Melalui kemitraan bersama pemangku kepentingan, kami berupaya mengatasi tantangan berkelanjutan secara holistik, terutama dalam penyediaan fasilitas sanitasi dan pengelolaan sampah dengan pendekatan ekonomi sirkular," tuntas Karina.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Darurat Iklim, Saatnya PBNU Dengar Suara Rakyat

Darurat Iklim, Saatnya PBNU Dengar Suara Rakyat

Pemerintah
4 Wadah Daging Kurban Ramah Lingkungan Pengganti Plastik

4 Wadah Daging Kurban Ramah Lingkungan Pengganti Plastik

LSM/Figur
KLHK Imbau Masyarakat Tak Pakai Kantong Plastik Bungkus Daging Kurban

KLHK Imbau Masyarakat Tak Pakai Kantong Plastik Bungkus Daging Kurban

Pemerintah
Tekan Emisi, ABB dan MASKEEI Kolaborasi Percepat Efisiensi Energi

Tekan Emisi, ABB dan MASKEEI Kolaborasi Percepat Efisiensi Energi

Swasta
MyPassword Dorong Keseimbangan Hidup Sehat dengan Teknologi di 'Customer Appreciation 2024'

MyPassword Dorong Keseimbangan Hidup Sehat dengan Teknologi di "Customer Appreciation 2024"

Swasta
Belum Capai Target, Aksi Iklim Global Gagal Kurangi Deforestasi

Belum Capai Target, Aksi Iklim Global Gagal Kurangi Deforestasi

Pemerintah
Sedot Tinja Berteknologi IoT, Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

Sedot Tinja Berteknologi IoT, Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

Swasta
Republik Ceko Wajibkan Daur Ulang Limbah Tekstil pada 2050

Republik Ceko Wajibkan Daur Ulang Limbah Tekstil pada 2050

Pemerintah
Sampah Organik Disulap Jadi Pupuk, Bantu Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

Sampah Organik Disulap Jadi Pupuk, Bantu Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

Pemerintah
Indonesia Kejar 'Net Zero Emission' Sampah pada Tahun 2050

Indonesia Kejar "Net Zero Emission" Sampah pada Tahun 2050

Pemerintah
Restorasi Lahan Gambut Atasi Tantangan Perubahan Iklim

Restorasi Lahan Gambut Atasi Tantangan Perubahan Iklim

Pemerintah
4 Perusahaan China Sepakat RI Jadi Hub Produksi Ekspor Mobil Listrik

4 Perusahaan China Sepakat RI Jadi Hub Produksi Ekspor Mobil Listrik

Pemerintah
Mengenal Pengolahan Sampah Berbasis Carbon Neutral, Solusi Masalah Sampah Plastik di Tanah Air

Mengenal Pengolahan Sampah Berbasis Carbon Neutral, Solusi Masalah Sampah Plastik di Tanah Air

LSM/Figur
Respons 'All Eyes on Papua', KLHK Proses Status Hutan Adat di Boven Digoel

Respons "All Eyes on Papua", KLHK Proses Status Hutan Adat di Boven Digoel

Pemerintah
BRGM Klaim Telah Restorasi Gambut 1,8 Juta Hektar Sepanjang 2016-2023

BRGM Klaim Telah Restorasi Gambut 1,8 Juta Hektar Sepanjang 2016-2023

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com