Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Capai Target, Aksi Iklim Global Gagal Kurangi Deforestasi

Kompas.com - 15/06/2024, 17:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kegagalan dalam menerapkan upaya menghentikan deforestasi sebagai inti dari respons iklim global, dapat memperlambat transisi menuju masa depan yang hijau, tangguh, dan sejahtera bagi manusia. 

Hal itu disampaikan Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Environment Programme (UNEP) dalam laporan berjudul "Raising Ambition, Accelerating Action: Towards Enhanced Nationally Determined Contributions for Forests" yang rilis pada Senin (10/6/2024).

UNEP mengamati, banyak negara tidak dapat mencapai target 2030 untuk menghentikan deforestasi.

Hal ini menciptakan kondisi yang dapat memperburuk krisis iklim, kemiskinan, kelaparan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Laporan tersebut menyatakan, target pengurangan gas rumah kaca yang diajukan oleh beberapa negara pada 2017-2021, telah gagal mencapai tujuan ambisius dalam menghentikan dan memulihkan hilangnya hutan pada 2030.

Baca juga:

Disampaikan pula bahwa laju deforestasi global terus meningkat, meskipun baru-baru ini terjadi penurunan di Brasil, seperti dikutip dari laman UNEP

"Setelah target 2020 oleh para pemimpin dunia untuk mengurangi separuh hilangnya hutan tidak tercapai, kita harus memastikan bahwa target 2030 tidak mengalami nasib serupa," ujar Pelaksana Tugas Direktur Divisi Iklim UNEP Dechen Tsering.

Hutan, merupakan kunci dalam mengatur iklim, udara, kualitas air, menyerap gas penyebab pemanasan bumi, serta menjadi rumah bagi berbagai spesies.

Dengan demikian, kata dia, perusakan hutan tentunya dapat mengancam agenda keberlanjutan global.

"Rencana aksi iklim yang akan dilaksanakan pada 2025, harus memiliki tujuan yang ambisius, konsisten, terperinci, terarah, dan dapat ditindaklanjuti untuk konservasi, restorasi, dan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan," imbuhnya. 

Banyak negara belum komitmen

Laporan itu juga mengungkapkan, hutan memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap sepertiga upaya pengurangan emisi gas rumah kaca global, seperti yang diuraikan dalam kesepakatan iklim Paris 2015.

Namun sejauh ini, hanya delapan dari 20 negara yang paling bertanggung jawab atas kerusakan hutan tropis.

Hanya beberapa negara tersebut yang telah mengintegrasikannya secara penuh ke dalam aksi iklim nasional mereka, yang dikenal sebagai Komitmen Kontribusi Nasional  atau Nationally Determined Contributions (NDC). 

Baca juga: Sekjen PBB Peringatkan Neraka Iklim Bila Dunia Tak Segera Bertindak

Menurut laporan tersebut, pendanaan yang berkelanjutan untuk konservasi hutan harus disertai dengan penyelarasan kebijakan iklim nasional dan legislasi, untuk mempercepat transisi hijau.

"Implementasi kebijakan yang mendorong praktik ekonomi berkelanjutan yang lebih luas, contohnya pendekatan bioekonomi, dapat membantu mendorong perubahan ekonomi jangka panjang, menyediakan lapangan kerja, dan menjaga hutan tetap utuh," ujar keterangan dalam laporan itu.

Selain itu, menyediakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat adat dan lokal akan menjadi kunci dalam melestarikan hutan tropis, sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap ketahanan iklim.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau