Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2024, 08:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem transaksi jalan tol non-tunai nirsentuh nirhenti atau Multi Lane Free Flow (MLFF) disebut dapat menyelesaikan sejumlah masalah termasuk kemacetan dan polusi udara.

Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg mengatakan, MLFF dapat mengurai kemacetan sehingga polusi udara yang dikeluarkan kendaraan ikut berkurang.

“Penerapan sistem MLFF di antaranya bisa mengurangi masalah kemacetan yang muncul di gerbang tol karena sistem tap, sehingga meminimalisasi kepadatan dan polusi udara,” ujar Attila saat ditemui di The 19th ITS Asia Pacific Forum 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024).

Baca juga: Elektrifikasi Transportasi Perkotaan Kurangi Emisi GRK dan Polusi

Selama ini, gerbang tol dan sekitarnya menjadi titik konsentrasi polusi karena banyaknya kendaraan yang berhenti serta mengurangi laju kecepatan untuk membayar di gerbang tol.

“Karena biasanya saat antre masuk gerbang tol, kendaraan berhenti 10 menit atau bahkan bisa lebih sampai 20-30 menit (saat ramai),dan mereka membuang emisi secara sia-sia,” imbuh Attila.

Dengan hilangnya waktu antre kendaraan tersebut, jutaan emisi gas buang sia-sia dari banyaknya kendaraan bermotor juga akan teratasi.

Manfaat terhadap lingkungan

Dengan demikian, tidak hanya kelancaran lalu lintas dan meniadakan waktu antrean di gerbang tol, penerapan MLFF juga bermanfaat untuk sisi lingkungan dan operasional jalan tol.

“Emisi gas rumah kaca ini merupakan isu nasional yang penting untuk diperhatikan,” cetus Attila.

Adapun menurut studi di Amerika Serikat pada 2008, penerapan MLFF dapat mengurangi polusi partikulat sebesar 58 persen dan emisi karbon sebesar 37 persen.

Baca juga: Uni Eropa Sahkan Aturan Pangkas 90 Persen Emisi Kendaraan Berat

Sementara itu, berdasarkan studi di Serbia oleh Milenkovic pada 2020, penerapan MLFF memberikan manfaat ekologis setara hampir satu setengah juta Euro per tahun yang berasal dari penurunan polusi udara secara signifikan di jalan tol.

Sebagai informasi, MLFF merupakan inovasi sistem transaksi penggunaan jalan tol terbaru, setelah sebelumnya juga telah berubah dari sistem tunai menjadi non-tunai atau kartu uang elektronik.

Menggunakan teknologi global navigation satellite system (GNSS), sistem MLFF memungkinkan transaksi tol melalui aplikasi di smartphone bernama CANTAS dan dibaca melalui satelit.

Sehingga, pengguna jalan tol dapat masuk dan keluar tanpa harus berhenti untuk membayar di gerbang tol.

Mulai diterapkan akhir tahun

Sementara itu, terkait waktu implementasi MLFF, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian menyebut targetnya adalah akhir tahun.

“Akhir tahun ini kita lakukan, kita sudah mulai,” ujar Hedy.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiga Grup Media Luncurkan AEPIC, Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia

Tiga Grup Media Luncurkan AEPIC, Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia

Swasta
Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target

Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target

Pemerintah
Bedah Telerobotik Bantu Masalah Akses dan Kekurangan Dokter Spesialis

Bedah Telerobotik Bantu Masalah Akses dan Kekurangan Dokter Spesialis

Swasta
Emisi Sektor Energi 2023 Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Emisi Sektor Energi 2023 Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

LSM/Figur
Patahkan Mitos, Restorasi Gambut di Indonesia Tembus 5,5 Juta Hektar

Patahkan Mitos, Restorasi Gambut di Indonesia Tembus 5,5 Juta Hektar

Pemerintah
3 Upaya Memangkas Emisi Sektor Industri

3 Upaya Memangkas Emisi Sektor Industri

LSM/Figur
Alam dan Ekosistem Baik, Populasi Orangutan di TN Sebangau Meningkat

Alam dan Ekosistem Baik, Populasi Orangutan di TN Sebangau Meningkat

Pemerintah
Transaksi Ekonomi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Capai Rp 1,13 Triliun

Transaksi Ekonomi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Capai Rp 1,13 Triliun

Pemerintah
Pelatihan Pembuatan Tas Rajut Terus Berlanjut, Bantu Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Pelatihan Pembuatan Tas Rajut Terus Berlanjut, Bantu Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Swasta
Kontak Erat di Rumah Risiko Terbesar Penularan TBC pada Anak

Kontak Erat di Rumah Risiko Terbesar Penularan TBC pada Anak

Pemerintah
Kendaraan, Pembakaran, hingga Pabrik Penyebab Udara Jabodetabek Buruk

Kendaraan, Pembakaran, hingga Pabrik Penyebab Udara Jabodetabek Buruk

Pemerintah
Kembangkan Hidrogen Hijau, Pemerintah Siapkan Insentif hingga Keringanan Pajak

Kembangkan Hidrogen Hijau, Pemerintah Siapkan Insentif hingga Keringanan Pajak

Pemerintah
Perlindungan Hak Masyarakat Adat dalam Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Perlindungan Hak Masyarakat Adat dalam Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Pemerintah
KLHK Setop Operasional 3 Perusahaan, Cemari Udara

KLHK Setop Operasional 3 Perusahaan, Cemari Udara

Pemerintah
Pertamina International Shipping Salurkan Ratusan Hewan Kurban dari Kapal Sampai Terminal

Pertamina International Shipping Salurkan Ratusan Hewan Kurban dari Kapal Sampai Terminal

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com