Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektrifikasi Transportasi Perkotaan Kurangi Emisi GRK dan Polusi

Kompas.com - 26/05/2024, 09:37 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan meluncurkan Dokumen Peta Jalan Implementasi E-Mobility untuk program transportasi massal berbasis bus rapid transit (BRT) di Indonesia.

Dokumen yang disusun oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia ini berupaya mencapai target 90 persen elektrifikasi armada transportasi publik perkotaan pada 2030, untuk mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) dari transportasi darat.

Untuk diketahui, Indonesia merupakan produsen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar keenam di dunia, menyumbang sekitar 3,11 persen dari total emisi GRK global.

Baca juga: Kurangi Polusi Udara, Bus Listrik Didorong Jadi Transportasi Perkotaan

Secara keseluruhan, sekitar 25 persen emisi GRK di sektor energi berasal dari sub sektor transportasi.

Hal ini disebabkan oleh tingginya kepemilikan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil dan rendahnya penggunaan transportasi publik, dengan mode share transportasi publik hanya 2-15 persen di kota-kota besar di Indonesia.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun mendorong peningkatan penggunaan bus listrik sebagai transportasi publik di perkotaan, salah satunya untuk mengurangi GRK. 

“Hasil studi ini sangat bermanfaat karena dapat membantu kami dalam upaya percepatan pengembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung elektrifikasi transportasi publik," ujar Menhub Budi dalam acara Sustainable E-Mobility Event: Upscaling Bus Electrification Nationwide di Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Temuan dokumen

Berikut sejumlah temuan utama dalam Dokumen Peta Jalan Implementasi E-Mobility untuk program transportasi massal berbasis bus rapid transit (BRT) di Indonesia.

Dalam dokumen tersebut, disampaikan bahwa elektrifikasi transportasi publik di Indonesia dapat dimulai di 11 kota prioritas, agar target 90 persen elektrifikasi transportasi publik di 2030 dapat tercapai.

Kesebelas kota prioritas tersebut adalah Jakarta, Semarang, Pekanbaru, Batam, Medan, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Bogor, dan Padang.

Baca juga: Skema Transportasi Buy The Service di 11 Kota, Ini Saran Ahli

Harapannya, adopsi 6.600 unit bus listrik di 11 kota prioritas berpotensi menurunkan hingga 24 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sampai dengan 2030, atau setara 900.000 ton CO2 ekuivalen.

Penurunan GRK ini setara dengan 17 persen dari besar target pada rencana strategis Kementerian Perhubungan pada 2020-2024. Bahkan, skenario yang lebih ambisius dapat mengurangi GRK hingga 3,7 juta tCO2 ekuivalen.

Dengan sumber listrik yang lebih hijau dan faktor emisi pembangkit yang lebih rendah, jumlah unit bus listrik yang sama dapat menurunkan GRK hingga lebih dari 44 persen dibanding dengan skema Business-as-Usual (BaU).

Perhitungan penurunan GRK tersebut masih belum mempertimbangkan perpindahan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik. Artinya, penurunan GRK sebenarnya akan terjadi berpotensi lebih besar daripada perhitungan dalam studi ini.

Tak hanya itu, elektrifikasi tersebut berpotensi mengurangi 1.494 kasus penyakit pernafasan akut karena tingkat polusi yang jauh berkurang. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Dunia Pendidikan, BRI Peduli Salurkan Bantuan Rp 500 Juta kepada SDN di Bogor
Dukung Dunia Pendidikan, BRI Peduli Salurkan Bantuan Rp 500 Juta kepada SDN di Bogor
BUMN
Riset: Tips Jitu Percepat Transisi Energi adalah Kolab dengan China
Riset: Tips Jitu Percepat Transisi Energi adalah Kolab dengan China
LSM/Figur
Lewat Label 'Kota Kotor', KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah
Lewat Label "Kota Kotor", KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Pertamina Port Logistik Gelar Aksi Transplantasi Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah di Kepulauan Seribu
Pertamina Port Logistik Gelar Aksi Transplantasi Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah di Kepulauan Seribu
BUMN
Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim
Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim
Swasta
Konsep Baru Adipura: Yang Gagal Kelola Sampah Bakal Dapat Predikat Kota Kotor
Konsep Baru Adipura: Yang Gagal Kelola Sampah Bakal Dapat Predikat Kota Kotor
Pemerintah
Transparansi ESG Jadi Sorotan Baru Dunia Usaha, Bagaimana di Tanah Air?
Transparansi ESG Jadi Sorotan Baru Dunia Usaha, Bagaimana di Tanah Air?
Swasta
Pantau Konsumsi Energi AI, IEA Resmikan Observatorium Khusus
Pantau Konsumsi Energi AI, IEA Resmikan Observatorium Khusus
Pemerintah
KKP Minta Komdigi 'Take Down' Situs Jual Beli Pulau Indonesia
KKP Minta Komdigi "Take Down" Situs Jual Beli Pulau Indonesia
Pemerintah
Dorong Logistik Berkelanjutan, KAI Logistik Tanam 500 Mangrove
Dorong Logistik Berkelanjutan, KAI Logistik Tanam 500 Mangrove
BUMN
KKP Bantah Isu 4 Pulau di Anambas Dijual di Situs Internasional
KKP Bantah Isu 4 Pulau di Anambas Dijual di Situs Internasional
Pemerintah
Studi Baru Sebut Larangan Kantong Plastik Ampuh Kurangi Penggunaan
Studi Baru Sebut Larangan Kantong Plastik Ampuh Kurangi Penggunaan
LSM/Figur
Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah
Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah
Pemerintah
Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing
Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing
Pemerintah
Lawan Krisis Iklim, BRIN Genjot Pemuliaan Tanaman Buah Pakai Speed Breeding
Lawan Krisis Iklim, BRIN Genjot Pemuliaan Tanaman Buah Pakai Speed Breeding
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau