LSCAA telah menjalankan pelatihan tambahan mendampingi penyandang autisme untuk guru-guru sekolah dasar (SD) di Jakarta dan sekitarnya.
Kini, penyandang autisme, bisa belajar bersama para siswa biasa secara inklusif. Kegiatan pelatihan tambahan berlangsung empat bulan sekali.
Pada pelatihan tambahan tersebut, para guru mempelajari modul penilaian pelajaran untuk siswa penyandang autisme.
Para guru juga berkesempatan mempelajari dan membuat matrikulasi pelajaran untuk siswa penyandang autisme.
Tak berhenti di situ, LSCAA juga menyebarluaskan film pendek berjudul "Saudaraku Berbeda", yang berisi pemahaman mengenai pengenalan autisme dan pendampingan untuk penyandang autisme.
"Kami mengajak siswa-siswa SD menonton film pendek itu," ajak Chrisdina.
Usai menonton film itu, ada harapan bahwa para siswa SD bisa memahami autisme.
"Mereka juga bisa paham bahwa autisme itu tidak menular dan penyandang autisme harus didampingi bukan dijauhi," kata Chrisdina yang juga pengampu mata kuliah Desain Komunikasi Visual di LSPR.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya