JAKARTA, KOMPAS.com - Tren upskiling dan reskilling kemampuan digital semakin populer. Hal ini terlihat dan kian bertambahnya pelajar yang melakukan siniar di Binar.
Ratusan ribu pelajar memercayakan Perusahaan sebagai platform untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi digitalnya.
Mereka tersebar di berbagai pelatihan mulai dari Binar Insight, Binar Bootcamp, BinarGo!, Binar Digital Talent Accelerator (DTA), pelatihan transformasi digital untuk bisnis), atau berbagai program pelatihan mitra lainnya.
Hingga tahun 2022 program pelatihan Binar telah diikuti 130.000 lebih pelajar di berbagai layanan dari total 700.000 pengguna aplikasi.
Mereka didampingi oleh 850 fasilitator yang terbagi dalam lebih dari 100.000 jam belajar di 18 kursus dan 760 sesi workshops serta 600 total kelas bootcamp dengan tingkat kelulusan rerata sebesar 90 persen.
Baca juga: Terapkan 5 Cara Ini agar UMKM Bisa Go Digital
Melalui Binar Job Connect, hingga tahun 2022 Perusahaan telah berhasil menggandeng 120 mitra pekerja dan organisasi dengan proses employers' time-to-hire 30 hari, dibandingkan periode 90 hari yang lazim di industri ini.
Sebagian besar alumni berhasil mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu 90 hari, dan mendapatkan 2.5x kenaikan pendapatan setelah menyelesaikan program bootcamp.
Catatan hingga tahun 2022 memotivasi Perusahaan untuk menjadikan Indonesia sebagai digital talent hub di tingkat Asia Tenggara bahkan global.
Pelajar mendapat kesempatan kerja dari perusahaan asing seperti dari Kroasia yang membuktikan bahwa talenta Indonesia punya potensi untuk bersaing di kancah global.
"Kini, siapapun bisa upskilling dan reskilling sesuai kebutuhan dan ketersediaan waktu mereka, dengan mengikuti courses yang secara kualitas dapat memenuhi kebutuhan global," ujar CEO Binar Alamanda Shantika.
Pencapaian ini juga menghadirkan optimisme Perusahaan untuk menjadikan Indonesia digital talent hub tingkat global.
Alamanda optimistis talenta digital Indonesia berpotensi untuk sejajar dengan talenta dari belahan dunia lain.
Hal ini seiring Indonesia memasuki era bonus demografi dengan 69 persen penduduk masuk kategori produktif per Juni 2022.
Potensi ini harus dioptimalkan dengan strategi yang tepat, termasuk menghasilkan talenta digital berkualitas global.
"Kini banyak role talenta digital yang bisa dilakukan secara remote. Mereka di Indonesia namun dipekerjakan perusahaan global, sehingga bisa meningkatkan devisa," imbuh Alamanda.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya