Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2023, 18:57 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Anissa Dea Widiarini

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagai salah satu perayaan penting bagi umat Islam, euforia Hari Raya Idul Fitri biasanya telah dimulai sejak sehari sebelum Lebaran, yakni saat malam takbiran.

Biasanya, umat Islam merayakannya dengan menabuh bedug, melantunkan kalimat takbir, dan bersalawat.

Selain itu, takbiran juga biasa dimeriahkan dengan membakar petasan dan kembang api.

Walaupun seru dan meriah, petasan dan kembang api ternyata punya dampak buruk bagi lingkungan, lho. Mengapa demikian? Simak penjelasan berikut.

1. Mengancam keamanan manusia

Di Indonesia, petasan dan kembang api dijual dan disimpan sekenanya. Padahal, keduanya terbuat dari bubuk mesiu yang mengandung sejumlah bahan kimia mudah terbakar.

Apabila penyimpanan tidak terjaga dengan baik, petasan dan kembang api dapat meledak dan memantik kobaran api. Jika terjadi di kawasan padat penduduk, hal ini bisa menyebabkan peristiwa naas yang berpotensi melukai fisik manusia.

2. Mencemari ekosistem air dan udara

Petasan dan kembang api tersusun dari sejumlah bahan kimia, seperti logam berat, sulfur, fosfat, dan nitrat. Saat dilepaskan di udara, senyawa tersebut bisa menjadi polutan. Apabila terhirup, dampaknya bisa fatal bagi kesehatan makhluk hidup, termasuk manusia.

Baca juga: Terbitkan SE, Mendagri Minta Pemda Antisipasi Begal hingga Penggunaan Petasan Saat Lebaran

Selain mencemari udara, pelepasan petasan dan kembang api yang dekat dengan perairan juga dapat mencemari ekosistem air. Alhasil, kualitas air jadi menurun, ekosistem akuatik di dalamnya pun bisa mengalami kerusakan.

3. Menyumbang emisi karbon

Sejumlah jenis petasan dan kembang api dapat melepaskan zat emisi gas rumah kaca. Sebut saja, karbon dioksida dan metana.

Seperti diketahui, apabila dilepaskan di udara, dua senyawa tersebut berkontribusi terhadap pembentukan gas rumah kaca yang memengaruhi perubahan iklim dan pemanasan global.

4. Menambah tumpukan sampah

Setelah digunakan, petasan dan kembang api tidak habis begitu saja. Terdapat bungkus berupa kardus, kertas, plastik, tongkat, dan sisa bubuk pemantik kembang api atau petasan yang tidak terbakar.

Baca juga: Ganjar Minta Warga Tak Bermain Petasan Jelang Lebaran karena Telan Banyak Korban

Seperti diketahui, penumpukan sampah plastik sendiri masih menjadi persoalan global yang belum terselesaikan. Apabila ditambah dengan sampah plastik dari bungkus kembang api dan petasan, Anda hanya akan menambah masalah baru bagi lingkungan.

Belum lagi, sisa bubuk pemantik kembang api dan petasan yang tidak terbakar dapat menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Apabila dibuang begitu saja, ekosistem daratan bisa rusak karena terpapar zat berbahaya.

5. Mengganggu hewan

Petasan dan kembang api ternyata dapat mengganggu kehidupan hewan, baik liar, ternak, maupun peliharaan. Sebab, kilatan cahaya dan bunyi ledakan menggelegar dari keduanya dapat membuat mereka stres.

Belum lagi, hewan penghuni ekosistem udara dan air, berpotensi untuk terpapar langsung dari zat kimia berbahaya yang dilepaskan oleh petasan. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup mereka, bahkan berujung pada kematian.

Itulah sederet alasan yang perlu diperhatikan sebelum merayakan Lebaran dengan petasan dan kembang api.

Yuk, semarakkan Idul Fitri dengan cara yang lebih baik. Anda bisa mulai dari hal kecil yang tidak merusak lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Swasta
Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Pemerintah
BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

Pemerintah
Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Swasta
RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

Pemerintah
Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Swasta
Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Swasta
Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Pemerintah
2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

Pemerintah
Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Pemerintah
IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

Swasta
AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

Pemerintah
12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

Pemerintah
Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun

Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun

LSM/Figur
Peternakan Sumbang Emisi Terbesar Sektor Pangan

Peternakan Sumbang Emisi Terbesar Sektor Pangan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau