JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Muhammad Fachri mengatakan, Indonesia bertekad membentuk Jejaring Desa ASEAN.
Jejaring ini dimaksudkan sebagai wadah kerja sama desa antara negara-negara anggota untuk berkontribusi dan memperoleh manfaat langsung dari pembangunan di kawasan.
"Fokus Jejaring Desa ASEAN adalah kerja sama pembangunan sektor pariwisata, pengembangan produk unggulan, dan digitalisasi pedesaan," ujar Muhammad Fachri, Minggu (7/8/2023), sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Jokowi: Pemberantasan Perdagangan Manusia Akan Dibahas di KTT ASEAN
Muhammad Fachri mengatakan, pembentukan jejaring desa tersebut rencananya akan dilakukan secara resmi oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, 9 hingga 11 Mei 2023.
Jejaring Desa ASEAN diharapkan akan semakin membuka peluang desa di negara-negara anggota untuk mendapatkan manfaat dari kerja sama ASEAN serta mitra lainnya, termasuk sektor swasta.
Pertemuan pertama Jejaring Desa ASEAN diharapkan dapat terlaksana di Indonesia pada pertengahan 2023, di bawah koordinasi Kementerian PDTT.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa kerja sama antardesa di ASEAN memang perlu didorong.
Baca juga: Menkopolhukam Sebut Pengamanan KTT Asean di Labuan Bajo Sesuai Rencana
"Selain dapat dimanfaatkan untuk saling belajar pengalaman terbaik dalam memajukan ekonomi perdesaan, interaksinya diharapkan dapat juga berkontribusi terhadap penguatan identitas sesama anggota ASEAN," kata Faizasyah.
Saat ini, di Kawasan Asia Tenggara terdapat sekitar 64 persen populasi yang hidup di pedesaan.
Di satu sisi, tingkat kemiskinan di pedesaan 62 persen lebih tinggi dibandingkan populasi yang hidup di perkotaan.
Baca juga: Daftar Lengkap Nama Mata Uang Negara ASEAN
Angka ini memperlihatkan bahwa upaya menekankan angka kemiskinan dan percepatan pembangunan di kawasan harus memprioritaskan pembangunan di pedesaan.
Di sisi lain, pedesaan dinilai kurang diberdayakan, namun memiliki potensi tinggi dalam mendukung pemulihan dan membangun pilar Epicentrum of Growth di kawasan.
Lokakarya berbagi pengalaman manajemen bencana di tingkat komunitas dan pedesaan/rumah tangga miskin.
Baca juga: Pengamanan KTT ASEAN: TNI Kerahkan 162 Alutsista, Polri Terjunkan Tim Siber
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya