JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berkomitmen untuk mencapai target nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau bahkan lebih cepat.
Dengan komitmen ini, para pemangku kepentingan harus mulai mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam perencanaan strategisnya. Termasuk pengembang properti.
Menurut Jones Lang LaSalle (JLL), salah satu inisiatif yang dapat dilakukan pengembang adalah mengurangi emisi karbon di sektor properti yang menyumbang sekitar 40 persen emisi karbon global.
Baca juga: Mengenal Green Label Indonesia yang Digagas GPCI
Berangkat dari fenomena ini, Kawan Lama Group yang tengah agresif membangun properti berupa pusat perbelanjaan gaya hidup di seluruh Indonesia, terus berupaya untuk mendukung Pemerintah dalam mewujudkan kondisi NZE.
Business Development Director Kawan Lama Group Sugiyanto Wibawa menuturkan, dalam membangun pusat perbelanjaan dengan jenama Living World, Perusahaan memiliki kepedulian untuk mengembangkan komunitas dan lingkungan secara berkelanjutan.
"Living World dirancang dengan menerapkan nilai-nilai keberlanjutan, mulai dari efisiensi energi listrik, penggunaan material ramah lingkungan, dan juga optimasi sistem pengairan," ujar Sugiyanto kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).
Kawan Lama Group mendukung pencapaian target pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29 persen dari baseline 2030.
Komitmen ini diwujudkan dengan menerapkan konsep energy efficient architecture dan smart buildinh design yang memanfaatkan sistem pengatur suhu udara (AC) menghasilkan efisiensi tinggi dalam penggunaan listrik sehingga berpotensi menghemat energi sampai 25 persen.
Kemudian menggunakan lampu LED yang hemat energi hingga 60 persen, serta memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dengan membuat skylight dari jendela berbahan kaca double glazing.
Penggunaan kaca ini juga dapat menghambat panas matahari yang masuk ke dalam ruangan sehingga dapat menambah penghematan listrik pada penggunaan AC.
Dalam operasionalnya, ketiga pusat perbelanjaan Living World ini menerapkan konsep water conservation melalui zero waste water system dengan mengelola kembali limbah air kotor.
Penggunaan air daur ulang ini akan dimanfaatkan untuk recycling kebutuhan AC, termasuk menyiram tanaman di area green park Living World.
Sementara untuk dua mal Living World lainnya di Alam Sutera, Tangerang, dan Pekanbaru, Perusahaan berupaya untuk melakukan peremajaan perangkat kelistrikan, termasuk sistem pengatur suhu udara menjadi hemat energi.
"Perusahaan menyadari, langkah ini harus dilakukan karena dapat memangkas ongkos operasional sangat signifikan. Terutama penggunaan AC," tuntas Sugiyanto.
Untuk merealisasikan tiga pusat perbelanjaan ramah lingkungan dan hemat energi ini, Kawan Lama Group merogoh kocek senilai Rp 3,2 triliun.
Rinciannya Living World Kota Wisata Rp 1,4 triliun, Living World Denpasar Bali Rp 800 miliar, dan Living World Grand Wisata Rp 1 triliun.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya