Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Tiga Mal Ramah Lingkungan, Kawan Lama Rogoh Rp 3,2 Triliun

Kompas.com - 12/05/2023, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berkomitmen untuk mencapai target nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau bahkan lebih cepat.

Dengan komitmen ini, para pemangku kepentingan harus mulai mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam perencanaan strategisnya. Termasuk pengembang properti.

Menurut Jones Lang LaSalle (JLL), salah satu inisiatif yang dapat dilakukan pengembang adalah mengurangi emisi karbon di sektor properti yang menyumbang sekitar 40 persen emisi karbon global.

Baca juga: Mengenal Green Label Indonesia yang Digagas GPCI

Berangkat dari fenomena ini, Kawan Lama Group yang tengah agresif membangun properti berupa pusat perbelanjaan gaya hidup di seluruh Indonesia, terus berupaya untuk mendukung Pemerintah dalam mewujudkan kondisi NZE.

Business Development Director Kawan Lama Group Sugiyanto Wibawa menuturkan, dalam membangun pusat perbelanjaan dengan jenama Living World, Perusahaan memiliki kepedulian untuk mengembangkan komunitas dan lingkungan secara berkelanjutan.

"Living World dirancang dengan menerapkan nilai-nilai keberlanjutan, mulai dari efisiensi energi listrik, penggunaan material ramah lingkungan, dan juga optimasi sistem pengairan," ujar Sugiyanto kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Konsep Living World Kota Wisata mengadopsi perubahan post covid-19 dengan desain eco-green, dan environmental friendly.Sahabat Kota Wisata Konsep Living World Kota Wisata mengadopsi perubahan post covid-19 dengan desain eco-green, dan environmental friendly.
Konsep keberlanjutan juga menjadi salah satu pertimbangan utama dalam rancangan pembangunan Living World Grand Wisata, Living World Kota Wisata, dan Living World Denpasar Bali.

Kawan Lama Group mendukung pencapaian target pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29 persen dari baseline 2030.

Komitmen ini diwujudkan dengan menerapkan konsep energy efficient architecture dan smart buildinh design yang memanfaatkan sistem pengatur suhu udara (AC) menghasilkan efisiensi tinggi dalam penggunaan listrik sehingga berpotensi menghemat energi sampai 25 persen.

Kemudian menggunakan lampu LED yang hemat energi hingga 60 persen, serta memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dengan membuat skylight dari jendela berbahan kaca double glazing.

Penggunaan kaca ini juga dapat menghambat panas matahari yang masuk ke dalam ruangan sehingga dapat menambah penghematan listrik pada penggunaan AC.

Dalam operasionalnya, ketiga pusat perbelanjaan Living World ini menerapkan konsep water conservation melalui zero waste water system dengan mengelola kembali limbah air kotor.

Living World Grand Wisata dirancang ramah lingkungan dan hemat energiSahabat Duta Wisata Living World Grand Wisata dirancang ramah lingkungan dan hemat energi
Sugiyanto memaparkan, penghematan penggunaan air ini dalam setahun setara dengan 50 kali isi kolam renang ukuran olimpiade.

Penggunaan air daur ulang ini akan dimanfaatkan untuk recycling kebutuhan AC, termasuk menyiram tanaman di area green park Living World.

Sementara untuk dua mal Living World lainnya di Alam Sutera, Tangerang, dan Pekanbaru, Perusahaan berupaya untuk melakukan peremajaan perangkat kelistrikan, termasuk sistem pengatur suhu udara menjadi hemat energi.

"Perusahaan menyadari, langkah ini harus dilakukan karena dapat memangkas ongkos operasional sangat signifikan. Terutama penggunaan AC," tuntas Sugiyanto.

Untuk merealisasikan tiga pusat perbelanjaan ramah lingkungan dan hemat energi ini, Kawan Lama Group merogoh kocek senilai Rp 3,2 triliun.

Rinciannya Living World Kota Wisata Rp 1,4 triliun, Living World Denpasar Bali Rp 800 miliar, dan Living World Grand Wisata Rp 1 triliun.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Pemerintah
Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau
Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau
LSM/Figur
Kisah Perempuan Dayak Melawan Dampak Tambang dengan Cabai
Kisah Perempuan Dayak Melawan Dampak Tambang dengan Cabai
Pemerintah
Ulang Tahun Jakarta, Harapan Anak Muda untuk Kota Ramah Kaki, Hati, dan Paru
Ulang Tahun Jakarta, Harapan Anak Muda untuk Kota Ramah Kaki, Hati, dan Paru
LSM/Figur
KLH Tindak TPA Ilegal, Tersangka Divonis 5 Tahun dan Denda Rp 3 Miliar
KLH Tindak TPA Ilegal, Tersangka Divonis 5 Tahun dan Denda Rp 3 Miliar
Pemerintah
Tambah Usia, Tambah Hijau: Jakarta Bisa Adopsi Hutan Vertikal dan Pajak Karbon Warga
Tambah Usia, Tambah Hijau: Jakarta Bisa Adopsi Hutan Vertikal dan Pajak Karbon Warga
LSM/Figur
Tingkatkan Akses Air Bersih, Germany Brilliant Renovasi Fasilitas Sanitary Masjid Atta’awun
Tingkatkan Akses Air Bersih, Germany Brilliant Renovasi Fasilitas Sanitary Masjid Atta’awun
Swasta
Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi
Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi
LSM/Figur
Cuma 4 dari 30 Perusahaan Tuna Laporkan Tangkapan, Bahayakan Keberlanjutan
Cuma 4 dari 30 Perusahaan Tuna Laporkan Tangkapan, Bahayakan Keberlanjutan
LSM/Figur
Isu Emisi Karbon Tenggelam
Isu Emisi Karbon Tenggelam
Pemerintah
Lahan Bekas Tambang Solusi Pembiayaan Pembangunan PLTS
Lahan Bekas Tambang Solusi Pembiayaan Pembangunan PLTS
LSM/Figur
Viral Busa Muncul di Kanal Banjir Timur Jakut, DLH DKI Cek Sampel Air
Viral Busa Muncul di Kanal Banjir Timur Jakut, DLH DKI Cek Sampel Air
Pemerintah
Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan
Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan
LSM/Figur
Terancam Punah, Kakatua Jambul Kuning Pulau Moyo Dipantau dengan Camera Trap
Terancam Punah, Kakatua Jambul Kuning Pulau Moyo Dipantau dengan Camera Trap
Pemerintah
Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia
Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau